BAB 38

49.1K 5.6K 464
                                    

              Alma tidak akan menyangkal kalau kini dirinya seolah terbius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Alma tidak akan menyangkal kalau kini dirinya seolah terbius. Suara Naka yang tegas seakan-akan memberitahunya bahwa semua ucapan laki-laki itu tidak ada yang main-main. Naka terlihat begitu bersungguh-sungguh, membuat mata Alma tidak bisa ke mana-mana selain menatap netra lelaki itu.

Lebih dari tiga detik tentu saja.

Alma berhasil menatapnya lebih dari tiga detik.

Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya secara sadar seperti ini. Alma ... selalu menghindari mata lelaki itu. Alasannya bukan karena Alma begitu membenci Naka. Ya, sebelum ini memang Alma sangat membencinya. Namun satu-satunya alasan dia tidak bisa menatap Naka lama-lama adalah karena Alma merasa begitu rendah diri.

"Lo pikir lo secantik apa? Sampai percaya diri deket-deket sama Kak Arjuna?"

"Lo itu upik abu. Sadar diri lah tempat lo di mana. Jangan mentang-mentang Kak Arjuna baik sama lo, lo jadi sok jumawa begini."

"Dia senyum, ketawa, itu karena ngetawain lo yang kayak badut di matanya."

"Lo lihat Kak Indah dan lo bandingin diri lo sama dia. Alma, lo itu bahkan enggak pantas ada di tempat ini."

"Lo bukan selera gue."

Ucapan-ucapan itu masuk kembali ke dalam kepalanya. Mengingatkan sebuah alasan kenapa pada akhirnya Alma tidak mampu menatap Naka lama-lama. Perasaannya untuk Naka, bukan hanya sekedar benci.

"Gue tahu, pasti sangat sulit untuk buka hati lo ke gue. Enggak apa-apa, Alma. Gue enggak memaksa lo untuk melakukan itu. Lo hanya perlu lihat dan menilai sendiri tentang perasaan gue ke elo. Gue akan membuktikan semuanya bahwa gue sangat bersungguh-sungguh."

Naka berucap kembali. Lalu, senyumnya terulas membuat wajahnya terlihat semakin tampan. Dulu, Naka yang Alma tahu adalah Naka yang jarang tersenyum. Padahal, Naka dan senyumnya adalah perpaduan yang sangat istimewa. Laki-laki itu terlihat begitu tampan saat sedang tersenyum. Kemudian, senyum Naka semakin banyak Alma lihat dan baru dia percaya bahwa lelaki itu sebenarnya tidak sedingin di sekolah adalah saat Alma mengenalnya sebagai kakaknya Kana. Kakak lelaki yang jahil dan hangat. Sayangnya, saat itu Alma hanya melihat sebagai laki-laki jahil yang tidak memiliki adab.

"Lapar enggak? Pesan makan yuk? Kamu mau makan apa?"

Naka kembali mengubah cara sapaannya. Alma pun kembali tersadar. Bangun dari masa lalunya dan menggeleng pelan. Dia tidak bisa selamanya berada di sana. Alma memiliki masa depan.

"Karena kamu lagi sakit gigi, kita enggak boleh makan yang keras-keras. Mau aku pesankan soto ayam di restoran Kak Leo? Soto ayam di sana enak, loh," tawar lelaki itu.

Namun Alma menggeleng. Bangkit dari duduknya dan melangkah ke dapur.

"Gue mau masak. Lo mau?"

Not Your Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang