BAB 10

60.3K 5.7K 277
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

              Menyadari bahwa dia terbangun di ruangan asing, tentu saja Alma langsung melompat dari tempat tidur saking terkejutnya. Gadis itu tampak linglung, juga kepalanya yang terasa pusing saat dia tiba-tiba bangkit dari ranjang dan berdiri. Memejamkan mata beberapa detik untuk kembali menguasai diri, yang pertama gadis itu lakukan adalah memeriksa tubuhnya sendiri.

Dia berpakaian lengkap, termasuk juga berbalut jaket asing yang tidak dia ketahui milik siapa. Juga, tasnya yang terselempang di pundaknya ikut terbalut di dalam jaket itu bersama tubuhnya. Alma membuka tas, mengeluarkan ponsel dan mengeceknya. Namun tidak ada satu pun panggilan atau pesan yang ia dapati.

Gadis itu ingat, semalam dia minum bersama dengan Cherry. Sampai mabuk dan setelah itu ... setelah itu apa?

Sial! Alma tidak ingat.

Dihubunginya Cherry dengan terburu yang sayangnya tidak tersambung oleh ponsel temannya itu. Cherry tidak bisa dihubungi yang membuat Alma semakin frustrasi.

Sebenarnya dia ada di mana?

Sungguh! Alma takut keluar dari kamar kalau seperti ini.

Gadis itu pun memilih melakukan hal lain. Membuka pintu yang lainnya yang ia yakini sebagai kamar mandi. Masuk ke dalam sana dan melihat wajah menyeramkannya sendiri di depan cermin. Rambutnya yang sudah seperti singa. Mengembang besar juga wajahnya yang tampak berantakan.

Alma membasuh wajah. Beberapa kali untuk benar-benar menyadarkan diri. Juga, dia harus berpikir jernih, berusaha mengingat kejadian tadi malam yang terlupakan begitu saja. Alma harus tahu dia berada di mana sebelum berani keluar kamar dan menghadapi situasinya. Dia sudah harus merancang segala rencananya.

Beberapa kali dibasuhnya wajah dengan air, Alma masih tidak mengingat apa pun. Termasuk saat dia sudah mengusap wajahnya berkali-kali. Akhirnya, gadis itu pun menyerah. Keluar dari kamar mandi dan terkejut sekali lagi ketika berpapasan dengan seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam kamar membawa nampan dengan cangkir di atasnya.

"Non sudah bangun?" Wanita paruh baya itu tersenyum ramah.

Kening Alma mengerut bingung. Non?

"Ini saya bawakan teh jahe hangat. Diminum dulu ya, Non." Wanita itu meletakkan gelas di sebuah meja yang tidak jauh dari ranjang. Sebelum kemudian menatap kembali pada Alma dengan nampan yang sudah kosong. "Sarapan sudah tersedia di meja, Non. Mas Darren sudah menunggu Non di sana. Atau Non mau mandi dulu? Biar saya siapkan baju."

"Mas Darren?" Kening Alma semakin mengerut tajam. Darren siapa? Dia tidak ingat mengenal orang dengan nama Darren.

"Iya, Mas Darren, pemilik rumah ini. Mas Darren bilang ada temannya di kamar tamu dan saya diminta mengantarkan teh hangat dan juga membangunkan Non untuk sarapan."

Not Your Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang