Sudah lebih dari 3 jam Naka berada di sebuah rumah sakit swasta. Laki-laki itu mereschedule semua jadwal praktiknya satu hari itu dan tidak datang sama sekali ke klinik. Dia setia berada di sana mendampingi Alma yang akhirnya masuk ke ruang operasi tidak lama setelah beberapa observasi yang dilakukan dokter yang menyatakan bahwa Alma terkena usus buntu.
Kini, gadis itu sudah selesai operasinya, tengah dipindahkan ke ruang pemulihan. Alma juga sudah sadarkan diri dan mengenali Naka yang hanya diam menatapnya begitu Alma membuka kedua matanya.
Mereka hanya diam, saling pandang tanpa sekata pun yang terucap. Alma tentu saja terlihat masih pucat. Sedang Naka, dia hanya diam tidak tahu harus berucap apa. Intinya, Naka sedikit menghembuskan napas lega melihat kondisi Alma yang berangsur-angsur membaik dan juga gadis itu yang ternyata tidak keracunan makanan Maminya.
"Lo ... kenapa masih ada di sini?" Alma adalah orang yang pertama kali membuka suaranya.
Naka masih menatap gadis itu dengan tatapannya yang semula sebelum kemudian melontarkan jawabannya, "menurut lo kenapa?"
Alma tampak membuang wajah. Menghindari tatapan Naka yang masih menyorot padanya. Seharusnya Alma tahu jelas kan mengapa Naka masih ada di sini? Karena tentu saja, Naka yang menolong Alma sejak gadis itu terjatuh di lift dengan kondisi keringat dingin dan sangat pucat menahan nyeri di perut sebelah kanan bagian bawahnya.
"Thanks," ucap gadis itu pelan.
Senyum kecil Naka timbul sedikit. Meski pelan, tentu laki-laki itu mendengar suara terima kasih Alma padanya yang masih membuang wajahnya. "Ternyata lo masih tahu cara bilang terima kasih."
Dilihatnya Alma yang mendengkus pelan. Kemudian memegang lagi perut yang baru saja selesai dioperasinya. Obat biusnya mungkin perlahan sudah menghilang sehingga bekas jahitannya mulai terasa nyeri.
"Pasti lo enggak berubah dari dulu," ucap Naka lagi.
Alma melirik sekilas lelaki itu sebelum kembali membuang wajahnya.
"Pasti lo masih sering jajan makanan di pinggir jalan, kan? Bukannya gue udah pernah bilang kalau itu enggak sehat? Salah satu penyebab usus buntu itu karena lo sering makan makanan yang kurang higienis. Gue juga 100% yakin lo masih sering makan gorengan sama bakar-bakaran kan? Makanan yang dibakar dan digoreng itu punya kandungan zat karsinogen yang berbahaya. Kalau lo konsumsi terus-terusan makanan begitu ditambah enggak higienis, ya enggak heran kalau lo akhirnya masuk rumah sakit begini."
Alma terlihat menghela napasnya. Akhirnya kembali menatap Naka terang-terangan. "Lo bisa pulang aja nggak?" Gadis itu tampak kesal.
Naka berdecak, ikut kesal menatap Alma yang kembali ke setelan pabrik—tidak tahu terima kasih. "Kebiasaan, dibilangin malah enggak terima."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Princess [End]
ChickLitAlmaratu Sesilia Pramesti tidak pernah membenci seseorang sebesar dia membenci Arjuna Nakala Anugerah. Laki-laki tampan yang selalu dielu-elukan oleh semua gadis-gadis sejak dulu. Naka adalah pangeran bagi setiap wanita. Namun bagi Alma, Naka adalah...