Naka ingat, sebelum dia menghampiri Alma ke tempat tinggal gadis itu, Alma berkata padanya bahwa dia akan menemui Cherry yang sudah pulang dari Swiss. Maka dari itu, di sinilah Naka sekarang. Duduk di hadapan Cherry di kursi depan butik sepi gadis itu yang kini tengah meniup-niup kuku jarinya yang baru saja diberi cat. Wajahnya tampak santai, seolah tanpa beban padahal Naka sudah menatapnya begitu serius.
"Cher," panggil Naka untuk yang kesekian kali. "Gue tahu Alma tad—"
"Ssstt ...." Cherry menatap Naka tidak suka, menyuruh lelaki itu diam dengan jari telunjuknya di depan bibir. "Jangan berisik dulu. Gue mau selesain ini dulu."
Naka berdecak. Cherry ini seakan benar-benar menguji kesabarannya. "Gue perlu cepat, Cher. Gue mau pergi!"
Adit sudah mengirimkan booking flight pesanan Naka. Dia akan berangkat pukul 7 malam nanti yang mana itu dua setengah jam lagi dari sekarang.
"Sebentar dulu kenapa, sih? Enggak sabar banget!"
Naka memejamkan matanya, menarik napas, mencoba meraup sisa-sisa kesabarannya. Lelaki itu tentu saja sangat gelisah. Bagaimana tidak jika dia mendapati Alma menangis tersedu seperti tadi. Juga tentang dia yang menyebut sebuah surat yang tidak pernah Naka tahu bentuknya. Naka perlu bicara dengan Cherry karena sebelumnya, Alma habis menemui gadis itu.
Pada akhirnya, Naka pun memutuskan untuk mengikuti kehendak Cherry. Membiarkan gadis itu menyelesaikan kuku-kukunya, sebelum kemudian menatap Naka sepenuhnya.
"Kenapa lo ke sini?" tanya Cherry.
Naka menghela napasnya lega. Langsung menegapkan duduknya. "Alma baru dari sini, kan?"
Cherry mengangguk. "Beberapa jam yang lalu."
"Alma tiba-tiba nangis di kamarnya. Kalian berantem?"
"Dia nangis?" Kening Cherry mengerut. "Lemah banget!"
"Gue mau ta—"
"Ah udah diam." Cherry memotong lelaki itu bicara. "Gue udah tahu apa tujuan lo ke sini. Pasang telinga baik-baik karena gue akan cuman cerita sekali tanpa pengulangan tentang masa-masa SMA kita. Masa SMA gue dan Alma."
Jantung Naka mendadak berdebar. Dia kembali teringat pembicaraan Dino dan Hito beberapa waktu lalu. Juga bagaimana Alma yang membahas soal surat. Gadis itu ... apa benar di-bully saat SMA?
"Gue akan cerita dari sudut pandang gue." Cherry memulai. Mengingat masa lalu di mana dia pertama kali menginjakkan kaki di sekolah itu.
*__*
Flashback lima tahun yang lalu ....
Karena kembali membuat ayahnya murka di sekolah lama, Cherry pun akhirnya di pindahkan di sekolah baru di akhir tahun keduanya. Sebuah sekolah swasta yang tidak jauh berbeda dari sekolahnya yang lama ; sama-sama membosankan. Di sekolah baru itu, dia sudah diberi peringatan sangat keras oleh ayahnya agar tidak lagi membuat ulah dan membuat malu keluarga seperti bagaimana dulu Alma yang mendorong kakak tirinya sendiri masuk ke dalam kolam ikan berikut juga teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Princess [End]
ChickLitAlmaratu Sesilia Pramesti tidak pernah membenci seseorang sebesar dia membenci Arjuna Nakala Anugerah. Laki-laki tampan yang selalu dielu-elukan oleh semua gadis-gadis sejak dulu. Naka adalah pangeran bagi setiap wanita. Namun bagi Alma, Naka adalah...