BAB 4

74.2K 6.6K 185
                                    

"Itu Sesil?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu Sesil?"

Naka berhasil membawa Alma ke permukaan beriringan dengan maminya yang tiba-tiba saja masuk ke area kolam renang. Laki-laki itu masih mengeratkan pegangannya pada tubuh Alma, berjalan naik ke permukaan meski sejak tadi Alma berontak meminta lepas.

"Ya ampun ... Sesil kenapa bisa kecebur begini?"

Naka membiarkan maminya mengambil alih tubuh Alma yang sudah berhasil laki-laki itu naikkan ketepian. Dilihatnya juga sang ibu yang menarik bathrobe milik Naka dari kursi santainya untuk dipakaikan pada Alma.

"Mi, itu punya Naka," protes laki-laki itu.

Namun terlihat ibunya tidak meladeni sama sekali. Justru sibuk mengurusi Alma yang masih belum membuka suaranya.

"Kamu kenapa bisa kecebur kolam begini, Sil? Ada air yang masuk ke hidung atau telinga? Mulut?" Pertanyaan bertubi itu dilayangkan Clarinna pada gadis di hadapannya.

Alma terlihat menggeleng. Membangun senyum tipisnya dan mengambil alih handuk kecil yang juga tadi Clarinna tarik dari atas kursi santai untuk mengusap-usapnya pada rambut Alma.

Naka sendiri, hanya duduk di tepi kolam mengamati kedua wanita beda generasi itu. Masih dengan tubuh atasnya yang tidak berbusana juga tangannya yang memegang album yang berhasil ia selamatkan juga selain si pemiliknya.

"Saya enggak apa-apa, Tante," kata Alma pelan. Gadis itu lalu menoleh pada Naka dengan tatapan begitu tajam. Kemudian berjalan mendekat, meraih album miliknya dari tangan laki-laki itu.

Naka berdecak menatap tingkah Alma yang ketus itu. "Enggak ada terima kasihnya untuk gue?"

Alma mendengus terperangah. "Terima kasih? Setelah elo yang narik tangan gue sampai jatuh ke kolam?"

Kalimat sarkas Alma itu tentu bukan hanya di dengar oleh Naka, tetapi juga Clarinna yang masih berdiri di tempatnya. Ibu empat anak itu langsung berkacak pinggang, menatap putranya dengan tajam.

"Arjuna Nakala Anugerah!" teriaknya. "Di mana kepala dan pikiran kamu hah?!"

Naka meringis di tempatnya. Masalah ini, tidak akan selesai dengan mudah.

*__*

Satu-satunya hal yang Alma inginkan saat ini adalah pergi secepatnya dari rumah besar nan mewah ini. Namun hal itu, rasanya sulit sekali ia lakukan sejak tadi. Berbagai cara sudah Alma coba agar bisa segera pergi, tetapi kenyataannya, dia tetap tertahan di sini.

"Kakak, lambutna udah keling?"

Pertanyaan itu berasal dari seorang balita yang berada di atas pangkuannya. Bertanya dengan beberapa kosa kata yang masih belum benar. Gadis kecil itu bernama Candy. Keponakan Kana dari kakak pertamanya yang tiba-tiba berlari menaiki tangga saat Alma baru saja selesai berganti pakaian dengan pakaian Kana dan berniat turun untuk pamit pulang.

Not Your Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang