"Lo enggak usah ikut ke dalam." Alma menahan Naka yang hendak masuk ke dalam kantornya.
Tampak lelaki itu, memasang wajah tidak setujunya. Bahkan mengeratkan pegangannya pada tas Alma yang masih ada di pundak lelaki itu saat Alma hendak meraihnya.
"Lo langsung pulang sana. Udah hampir jam 1. Masih harus kerja, kan?" sambung Alma lagi.
"Masih ada setengah jam, Ma. Lagian mau ketemu sama Kevin dulu." Naka beralasan.
"Mau ngapain ketemu Kevin?"
"Ada urusan. Ayo masuk." Naka langsung menarik tangan Alma, membawanya masuk ke dalam kantor yang tentu saja, langsung menjadi perhatian orang-orang.
Mereka berjalan bersama, dengan Alma yang masih mencoba menarik tangannya dari genggaman Naka yang sialnya susah sekali.
"Eh, Bro!"
Tangan Alma baru terlepas begitu Kevin mendekat pada mereka dan Naka bersalaman akrab dengan CEO Niraca itu. Buru-buru, gadis itu menarik tasnya dari pundak Naka yang sayangnya, tidak juga dapat dia lakukan. Naka justru kembali menarik tangannya membuat Alma kesal setengah mati. Masalahnya, kini Kevin melayangkan tatapan menggodanya pada Alma.
"Ada gerangan apa nih, Bro, kok tumben-tumbenan datang sama Ibu PM kita?" Sekali lagi, Kevin menoleh pada Alma dengan mata jahilnya.
"Biasa." Naka justru terlihat santai. "Habis anterin Nyonya ke RSGM sekalian anterin ke kantor. Lagi sakit gigi dia, Vin. Jangan lo kasih kerjaan berat-berat, ya?"
Kevin tertawa. Tampak bahagia sekali melihat perhatian Naka pada Alma sedang Alma memasang wajah kusutnya.
"Siap Bos. Niraca akan lebih memperhatikan Ibu PM Save The Prince supaya enggak banyak pekerjaan hari ini. Gue sekali CEO Niraca pun akan sangat hati-hati menjaga Ibu Alma di sini."
"Sip, thanks Bro. Titip Alma, ya? Gue mau langsung ke klinik nih."
"Siap!" Kevin memasang sikap hormatnya.
Kemudian kini giliran Naka menghadap Alma sepenuhnya. Menyerahkan tas kerja wanita itu kepada si pemilik yang Alma terima dengan bersungut-sungut. Di dalam kepalanya sudah sangat banyak keluhan untuk lelaki tengil itu yang sayangnya tidak dapat Alma realisasikan sejak tadi.
Sekali lagi, dia sedang sakit gigi.
"Aku balik dulu, ya? Kamu kerja jangan capek-capek. Pulang nanti aku jemput." Naka menatap Alma tersenyum sok manis.
Namun tentu, Alma sama sekali tidak membalas senyum manis itu. Langsung menarik tasnya dan tanpa mau basa-basi, segera berlalu dari sana, menuju meja kerjanya. Oh! Dia benar-benar benci menghadapi situasi ini. Kevin dan mulutnya pasti akan menyulitkan Alma seharian!
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Princess [End]
ChickLitAlmaratu Sesilia Pramesti tidak pernah membenci seseorang sebesar dia membenci Arjuna Nakala Anugerah. Laki-laki tampan yang selalu dielu-elukan oleh semua gadis-gadis sejak dulu. Naka adalah pangeran bagi setiap wanita. Namun bagi Alma, Naka adalah...