Bertemu lagi dengan Indah adalah hal yang tidak pernah Naka duga dalam hidupnya. Sejak gadis pujaannya itu menikah tiba-tiba tanpa memberi aba-aba, Naka sudah berusaha untuk ikhlas meski sangat berat. Bagaimana pun, perasaannya pada Indah sudah bersarang sejak lama. Bertahun-tahun dan masih mekar hingga harus segera Naka pupuskan sebab Indah sudah memilih untuk bersama pria lain.
Sekali lagi, tanpa aba-aba dan tanpa pemberitahuan.
Tentu saja, Naka begitu sakit hati. Setelah dia meyakini bahwa Indah tidak akan ke mana-mana dan menunggunya sampai Naka siap untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius—bersiap mengikat Indah yang sudah ia rencanakan beberapa waktu sebelum Indah tiba-tiba menyebar undangan.
Namun, ya sudah. Seperti yang Papinya bilang, hanya ada satu alasan dari itu semua 'mereka tidak berjodoh'. Naka harus segera mengikhlaskan dan mencari kebahagiaannya sendiri. Meski lelaki itu sedang mencobanya, tidak salah kan jika Naka tiba-tiba galau kembali karena melihat Indah? Apalagi setelah terakhir kali mereka bertemu—di pernikahan wanita itu—Naka tahunya Indah tinggal di Malang bersama suaminya. Tidak menduga Indah akan kembali datang ke Jakarta dan bertemu dengannya tanpa di sengaja.
Seusai pertemuan tidak sengaja itu, Naka bertapa lama di taman rooftop rumah sakit. Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang ternyata bisa membuatnya kembali lebih awal sebab beberapa pasien membatalkan janji temu. Berhubung Naka yang bekerja hanya mengandalkan pasien yang sudah membuat janji temu sebelumnya, dia pun bisa kembali lebih awal pula begitu tidak ada pasiennya lagi.
Naka terlalu luang. Dia seharusnya lebih memiliki banyak kegiatan. Mungkin setelah ini, dia akan mencari lowongan di klinik atau rumah sakit lain agar jam kerjanya dapat bertambah.
Hari sudah mulai gelap dan lelaki itu pun menyudahi aksi bertapanya, turun dari rooftop, menghampiri sebentar rumah ibadah sebelum kembali ke dalam kamar rawat Alma. Lebih baik, dia di sana saja sampai besok pagi. Tidur, atau kalau beruntung bisa mendengarkan cerita-cerita absurd Alma seperti dulu yang sayangnya itu mungkin saja tidak akan terjadi.
Masuk ke dalam kamar rawat Alma, laki-laki itu justru diperlihatkan oleh pemandangan gadis itu yang sudah bangkit dari atas ranjangnya. Tengah sibuk membenahi baju-bajunya—dan bahkan sudah mengganti baju tidurnya.
"Lo mau ke mana?" tanya Naka langsung, menarik tangan Alma yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam tas beberapa hari lalu Kana bawakan ke rumah sakit.
Alma tampak terkejut, tidak menyadari kehadiran Naka sebelumnya. Gadis itu kemudian langsung menguasai diri menarik lagi tangannya dan melanjutkan pekerjaannya.
"Pulang," jawabnya singkat.
"Pulang gimana maksudnya?" Naka berdecak. Berkacak pinggang menatap Alma dengan kening mengerut. "Jangan aneh-aneh deh, Ma. Dokter bilang lo baru bisa pulang besok. Lagian mana boleh pulang tanpa seizin dokter?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Princess [End]
ChickLitAlmaratu Sesilia Pramesti tidak pernah membenci seseorang sebesar dia membenci Arjuna Nakala Anugerah. Laki-laki tampan yang selalu dielu-elukan oleh semua gadis-gadis sejak dulu. Naka adalah pangeran bagi setiap wanita. Namun bagi Alma, Naka adalah...