BAB 31

45K 4.9K 338
                                    

              "Dia mau menyusul ke sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              "Dia mau menyusul ke sini?"

Darren menggeleng. Memasukkan kembali ponsel ke dalam saku jas kemudian menjawab, "dia bilang sibuk. Enggak ada waktu menyusul ke sini."

Alma mendengkus. Sibuk macam apa? Naka itu orang paling tersantai yang pernah Alma lihat. Alma bahkan sangsi kalau Naka benar-benar dokter gigi karena memiliki waktu seluang itu. Apa memang setiap dokter gigi sangat santai dan luang seperti Naka? Sebab hampir setiap hari ada saja waktunya mengganggu Alma.

Bulan madu yang sudah sangat telat bagi Kana dan Adam yang sudah menikah kurang lebih setengah tahun ini, memang dibiayai sepenuhnya oleh Naka. Dari yang Alma tahu, Naka sudah berjanji untuk memberikan hadiah pernikahan kepada adiknya berupa bulan madu. Namun yang tidak Alma tahu, bulan madunya malah aneh seperti ini. Kalau Alma jadi Kana, dia lebih baik mengeluarkan biaya sendiri dari pada dibiayai orang lain tapi tidak benar seperti ini.

Ini saja Alma sangsi kalau Naka benar-benar membiayai bulan madu adiknya. Sebab, transportasi mereka saja menggunakan jet pribadi Darren, kemudian tempat tinggal, justru tinggal di vila pribadi Darren juga.

"Oh ya, Kana dan Adam enggak ke vila nanti malam. Mereka check in di hotel untuk seminggu ke depan," beritahu Darren pada Alma.

"Ah, begitu." Alma mengangguk. Hal itu memang dirasanya pilihan terbaik.

"Nanti malam juga saya akan balik ke Jakarta. Mungkin nanti kamu hanya bertiga dengan Naka dan teman kamu di vila. Kalau kamu perlu sesuatu, bisa hubungi penjaga vila yang tinggal di bungalow belakang ya? Besok sore, asisten saya akan datang lagi untuk jemput kalian kembali ke Jakarta."

Alma mengangguk lagi. Mengerti satu hal bahwa orang yang paling direpotkan dalam bulan madu Adam dan Kana ini bukanlah Naka, melainkan Darren.

"Maaf ya, jadi merepotkan." Alma bahkan sampai tidak enak hati. Meski tahu ini bukanlah salahnya, dia tetap tidak enak hati pada Darren.

Yang Alma dengar dari Kana saat marah-marah mengetahui mereka semua ikut ini, Darren sebenarnya jarang sekali ke sini sampai pakai jet pribadinya segala. Keluarganya memang memiliknya, tetapi biasanya disewakan. Lagi pula biaya operasionalnya kan lumayan mahal. Darren sering berkunjung ke Shopia kalau tidak pakai pesawat komersil atau helikopter milik perusahaannya yang biasa menjadi transportasinya untuk bekerja.

"No, no. No need to be sorry. Lagi pula ini semua ide Naka. Saya juga udah terbiasa direpoti sama dia." Darren tertawa kecil.

Alma pun ikut tersenyum melihatnya. Seakan ikut membayangkan bagaimana Naka yang sering membuat repot kakak sepupunya.

"Pasti dia sering merepotkan kamu juga, ya?" tanya Darren.

Alma tersenyum kecil sebelum menjawab, "enggak merepotkan. Cuman sedikit sering buat kesal aja."

Darren tertawa. "Dia memang nyebelin." Menyeruput minumnya, Darren kembali menatap Alma. "Dia nyebelin tapi sangat baik dan perhatian. Kamu tahu, waktu dia SD dia pernah menangisi saya yang harus operasi usus buntu."

Not Your Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang