BAB 40

52.9K 6K 634
                                    

              Jeki melaju membelah jalanan sepi dengan suara hujan deras yang melingkupi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Jeki melaju membelah jalanan sepi dengan suara hujan deras yang melingkupi. Ruas jalan yang tidak seberapa besar dengan pepohonan di kanan dan kiri. Hampir tidak ada rumah yang dilalui sejak tadi. Mobil jeep itu melaju dengan kecepatan rendah dengan si pengemudi dan penumpangnya yang kebingungan akan lokasi keberadaan mereka saat ini.

"Ini kita sebenarnya di mana, ya?" Si pengemudi menoleh ke sisi kanan jalan yang langsung mendapat cubitan kecil di lengannya dari seseorang di kursi penumpang.

"Jun yang bener nyetirnya, lihat ke depan aja." Penumpang itu mulai tampak sedikit gelisah. Selain bagaimana curah hujan yang sangat deras saat ini, juga jalanan sepi yang tidak ada satu pun kendaraan lewat sejak tadi, ini hampir tengah malam.

Naka—si pengemudi, menurut untuk tidak lagi menoleh ke kanan dan kiri dan hanya fokus dengan jalanan di depannya. Juga, Alma—si penumpang yang menggantikan kegiatan lelaki itu menoleh selain ke arah depan, melihat-lihat lokasi mereka yang saat ini sepertinya justru berada di tengah hutan.

"Jun awas!" Alma berteriak keras saat tiba-tiba pohon tumbang ke badan jalan, membuat Naka langsung menarik remnya dan Jeki pun berhasil berhenti sebelum mereka menerabas pohon tumbang tersebut.

Keduanya tampak terkejut. Terutama Alma yang matanya masih melotot sempurna. Penerangan jalan memang ada, tetapi samar-samar oleh curah hujan yang deras. Ini ... terlihat seperti mereka sedang masuk ke dalam film-film bergenre yang tidak pernah ingin Alma tonton sampai kapan pun.

"Wow." Naka menghela napasnya panjang. Menoleh pada Alma yang masih mengkaku di tempat duduknya. "Hampir aja ya, Ma? Lo enggak apa-apa, kan?"

Alma ikut menoleh. Perlahan napasnya berangsur membaik lagi.

"Kayaknya kita harus putar balik deh, Ma. Ini kita semakin nyasar." Naka melihat jam tangannya. "Jam 12 malam."

Alma langsung mengangguk setuju. Dia tidak suka genre ini ; horor. Dia benci setan dan makhluk sejenisnya yang menyeramkan. Bahkan rasanya, Alma sedikit menyesali karena mengusulkan untuk berkendara tanpa arah meniru Cherry. Seharusnya dia tahu, Cherry itu kan sedikit tidak waras. Kenapa pula Alma harus ikut-ikutan?

"Tadi di kayaknya di sana itu ada penginapan. Kita berhenti di sana dulu bagaimana?" tawar Naka menoleh sekilas pada gadis di sisinya. "Hujannya makin deres. Gelap, sepi banget lagi. Kalau dua tiga jam lagi agak reda, kita pulang. Kalau enggak reda, kita nginap sampai pagi dulu. Subuh nanti pulang. Bagaimana?"

Alma pun, tidak memiliki pilihan lain selain mengangguk. Kondisi sudah sangat tidak memungkinkan untuk mereka melanjutkan perjalanan. Dia juga khawatir kalau Naka sudah mulai mengantuk berhubung ini sudah tengah malam. Mereka berkendara sejak pagi dan Naka hanya istirahat sebentar-sebentar saat mereka mampir untuk singgah mencari tempat yang bisa disinggahi.

Not Your Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang