Chapter 1

5K 295 32
                                    

Happy Reading :)


Dikediaman rumah Freeya terlihat sangat tenang. Erpand dan Calista yang sudah berada di meja makan untuk sarapan dan sembari menunggu anak anaknya turun. Freeya dan Jane masih berada di kamar masing masing mereka bersiap siap untuk ke sekolah. Jane terlebih dulu keluar kamar dan menghampiri kamar sang adik.

Ceklek..

"Dek, udah siap?" dengan sedikit membuka pintu kamar.

"Wait kak, gue masih nyari buku gue yang ilang. Lo turun dulu gapapa," sahut Freeya yang masih mengorek ngorek laci meja.

Jane meng iyakan yang Freeya katakan dan dia menutup kembali pintu kamar sang adik kemudian menuruni anak tangga. Jane melihat sang papa dan mama sudah berada dimeja makan.

"Pagi ma pa" sapa Jane sembari mengampiri mereka dimeja makan.

"Nihh mama udh siapin sarapan buat kamu," ucap Calista sembari menyodorkan piring berisi nasi goreng.

"Hai pagi anak papa" sahut Erland.

Freeya yang sedang akan menuruni anak tangga mendengar Erland begitu manis memanggil Jane membuat dirinya sangat iri. Dadanya begitu nyeri seketika melihat perlakuan manis Erland dan Calista kepada Jane. Berbeda sekali dengan dirinya, tak pernah mendengar panggilan lembut keluar dari mulut Erland bahkan Calista yang selalu diam dan jarang berbicara dengannya.

"Kapan papa mama gitu sama Freeya? Freeya juga mau diperlakukan sebagaimana mestinya seorang anak dan dimanja," dengan memejamkan matanya.

Jane yang melihat Freeya berhenti ditangga memanggilnya agar segera turun. "Dek buruan makan nanti telat," ucapnya.

Freeya turun menghampiri mereka yang ada di meja makan. Disaat Freeya akan menarik kursi untuk ia duduk seketika Erland menatap tajam mengartikan tak suka dengannya "ngapain kamu?"

"Freeya mau ikut sarapan pa," balasnya dengan menundukan kepala tak berani menatap papa.

Erland memang tak suka makan bersama dengan Freeya, baginya Freeya selalu menghancurkan mood dia. Rasanya selalu ingin memaki Freeya hingga memukulnya.

Freeya mencoba untuk duduk karena tak ada jawaban dari Erland, Freeya berfikir jika Erland mengijinkannya duduk. Ketika Freeya sudah duduk entah apa yang ada dipikiran Erland dia langsung menyiram muka Freeya dengan segelas air putih.

Byuurr...

Sontak Jane yang ada disebelah Freeya terbelalak matanya melihat Erland menyiram Freeya dengan air di gelas. Calista yang melihat hanya diam saja dan meneruskan makannya.

"Siapa bilang kamu boleh duduk?" dengan berjalan menghampiri Freeya.

Erland menarik kerah belakang seragam Freeya membuatnya terperanjat hingga kaget. Kursi yang tadinya diduduki Freeya pun ditendang Erland. Erland menarik Freeya hingga membentur tembok membuat Freeya memejamkan matanya karena nyeri dipunggung.

Erland memegang pipi Freeya hingga menekannya dan mendorongnya ke tembok "sudah saya peringatin kamu ya jangan duduk dimeja makan ketika saya sedang makan," dengan suara nada yang mulai meninggi.

"Ahhh pa sak-it," dengannya meremas rok bagian bawah karena menahan sakit dipipi.

"Kamu tidak mendengarkan saya bicara? Hah? Anak pembawa sial," sembari melepas tangannya.

"Maafin Freeya pa," jawabnya dengan nada bergetar.

"Freeya cuma mau makan bar-" belum sempat Freeya meneruskan bicaranya Erland sudah melayangkan sebuah tamparan.

FREEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang