Chapter 26

1.9K 188 10
                                    

Happy Reading :)

Disiang hari yang sangat cerah seorang remaja lelaki menyambangi kantor polisi. Ia berjalan dengan rasa kekhawatiran, rasa cemas. Setiap harinya seakan ia dihantui rasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan. Kini dirinya ingin menebus atas apa yang telah ia lakukan.

"Ada yang bisa dibantu, Dek?" tanya bapak polisi paruh baya itu.

Ia tak bergeming dirinya berdiri memperhatikan sekeliling, membuat pak polisi tersebut mengulang perkataannya "dek, ada yang bisa dibantu?"

"Oh, eh gini-" ucapnya terjeda.

"Duduk dulu dek," ucapnya sembari mempersilahkan duduk.

"Pak, ehmm gini kalau mengakui kesalahan hukumannya gak berat kan?" tanya Julian.

"Tergantung apa dulu kesalahannya, berat atau ringan hukumannya tergantung nanti dipengadilan juga. Memangnya adek melakukan kesalahan apa ya? Atau mau melaporkan sesuatu?"

"Pak, seminggu yang lalu ada kecelakaan mobil yang oleng karena akan menghindari truck, dan ternyata yang mengendari mobil tersebut dibawah pengaruh alkohol."

"Pak Reno yang adek maksud?"

"Ehmmm, iya pak."

"Untuk kasus Pak Reno memang sudah ditutup Dek, kecelakaan tersebut dari pihak keluarga memang mengatakan Pak Reno sering minum alkohol dan memang kami juga mengetahui jika pak Reno memiliki bar, ia juga kerap berada di bar miliknya," jawab pak polisi tersebut.

"Iya Pak saya juga tau jika pak Reno memiliki bar dan ia memang pemabuk tapi-" ucapnya terjeda sembari menghela napas beratnya.

"Tapi apa, Dek?" tanya polisi tersebut dengan penasaran.

"Saat Pak Reno kecelakaan beliau sebenarnya tidak dalam kondisi mabuk, Pak."

"Atas dasar apa adek mengatakan jika pak Reno tidak dalam kondosi mabuk?"

"Ehhhmmmm say-"

"Julian!" panggil Jimmi membuat Julian menjeda ucapannya.

Jimmi datang bersama Grace dan Gaby. Jimmi tau jika kecelakaan yang menewaskan Reno tak lain penyebabnya ialah Julian. Julian telah mencampuri minuman Reno dengan kadar alkohol yang tinggi agar membuatnya seakan ia mengendarai mobil dengan keadaan mabuk. Julian melakukan ini karena ia geram dengan apa yang terjadi, karena Reno ia bertengkar dengan Nathan dan dirinya melukai Nathan hingga Freeya. Reno pun hampir saja menjual putrinya yang tak lain Grace kepada pria hidung belang. Bahkan Reno juga menjadikan Freeya budak nafsunya dan Julian telah mendengar jika Freeya akan dijual lagi oleh Reno. Julian pun mendengar perkataan Calista saat Calista membisikan ditelinga Jane untuk menjaga Freeya agar tak disentuh oleh Erland.

"Kalian?" ucap Julian kaget melihat Jimmi,Grace dan Gaby.

"Oh mbak Grace, mbak Gaby dan Pak Jimmi," ucapnya sembari bersalaman.

Pak polisi tersebut sudah mengenal mereka saat polisi melakukan penyelidikan atas kecelakaan yang menimpa Reno. Pak polisi yang tak lain bernama Joni ialah teman dari Jimmi.

"Jul, kamu ngapain? Udah better?" tanya Jimmi.

Julian yang kebingungan atas apa yang Jimmi tanyakan. "Maksud Om?"

"Kamu lupa ya? Jul udah ya jangan merasa bersalah terus menerus atas meninggalnya kedua orang tua kamu. Mereka meninggal bukan karena kamu, Jul" ucap Jimmi.

"Loh dia Julian Mandala?" tanya Joni.

Jimmi pun menganggukan kepalanya. "Iya dia putra semata wayang Surya Mandala."

FREEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang