Epilog

4.2K 281 95
                                    

Happy Reading :)


Aku bagaikan anak burung yang kehilangan induknya disaat sayap ku belum sekuat yang lain. Aku belajar untuk bisa terbang sendiri dengan penuh luka disayapku, karena seringnya aku terjatuh dan tersangkut diranting pohon. Jadi sekarang sayapku tak seindah punya mereka, sayapku penuh dengan bekas luka dan bahkan lukanya ada yang belum kering. - "Freeya Aurora Lawrance"

__________



Freeya dan Clara di bawa ke rumah sakit, begitupun Nathan, Bara dan Jane yang sempat mengalami kecelakaan beruntun. Namun mobil yang dikendarai Freeya dan Clara rusak parah, ia telah di tabrak oleh truk dari sisi kanan. Keadaan Freeya maupun Clara sangat mengenaskan.

Jimmi yang telah di beritahu pihak rumah sakit ia langsung datang ke rumah sakit bersama Lusi dan Helga. Daren pun datang bersama Fabian dan Natasya dengan wajah sangat khawatir. Tak lama kemudian Calista dan Erland pun datang, Erland tak menyangka jika Robert benar mencelakai Freeya.

Keadaan Nathan, Bara dan Jane tidak terlalu serius mereka hanya mendapat luka lecet di bagian kepala, mereka sudah di periksa lebih lanjut dan dokter mengatakan jika mereka baik baik saja.

Robert yang saat itu ia juga di bawa ke rumah sakit karena ia tak sadarkan diri. Kini ia keluar dari ruang UGD dengan sempoyongan. Erland langsung menghampiri Robert.

Bugh

Erland langsung melayangkan pukulan pada wajah Robert hingga ia terjatuh. Erland menarik kerah baju Robert dengan menatap tajam matanya. "Kalau sampai ada apa apa sama anak saya, saya tidak akan segan segan membunuhmu!" bentak Erland.

Perkataan Erland sontak membuat Jane dan lainnya melonggo, pasalnya Erland menyebut Freeya dengan sebutan anak. Karena kini yang masih berada di ruang UGD yang sedang di tangani dokter ialah Freeya dan Clara. Sedangkan Jane sudah keluar dari UGD, yang kemungkinan Erland benar benar menyebut Freeya sebagai anaknya. Baru kali ini Jane melihat Erland sangat khawatir dengan keadaan Freeya, dan baru kali ini juga Erland memaki seseorang yang telah mencelakai Freeya.

"Mas Erland, cukup. Ini di rumah sakit jangan buat keributan," ucap Jimmi menarik Erland.

"Aku sudah bilang kan mas? Akhiri masalah ini, aku tidak mau sampai Freeya kenapa kenapa. Aku tidak mau kehilangan Freeya, mas!" ucap Calista sembari memukul mukul dada Erland.

Erland menarik Calista ke dalam pelukannya, ia menenangkan sang istri. "Tenang, Freeya kuat. Dia akan bisa lalui semua ini. Anak aku tidak lemah," ucap Erland dengan mengelus punggung Calista.

Elena menggunakan kursi roda dengan di dorong oleh Nayra menghampiri mereka untuk mengetahui keadaan Freeya dan Clara "Om, gimana keadaannya?" tanya Elena khawatir.

"Om belum tau, mereka masih ditangani oleh dokter. Kamu harusnya istirahat, El" ujar Jimmi.

"Elena khawatir sama Freeya, Ara. Kak Jane, Atan dan kak Bara gapapa kan?" ucap Elena.

"Gapapa El, tenang aja," jawab Jane.

"Atan?" panggil Riyan yang datang bersama Gaby.

"Lo gapapa? Kak Jane, kak Bara?" tanya Riyan khawatir.

"Gapapa, Yan" jawab Nathan.

"Terus Freeya sama Ara gimana?" sambung Gaby.

"Masih ditangani dokter," jawab Jane.

Mereka masih menunggu di ruang UGD dengan perasaan was was. Helga tiba tiba beranjak dari duduknya mendekati Erland. "Ingat ya Lan, kalau ada yang terjadi sama cucu saya. Kamu akan tau akibatnya! Sudah saya peringati untuk mengakhiri masalahnya tapi kamu tidak pernah mendengarkan omongan saya!" ucap Helga dengan rasa kecewa pada Erland.

FREEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang