Chapter 9

2.9K 261 22
                                    

Happy Reading :)

“dek…..buruan! aishhh lo lama banget sih? Lo mau sarapan enggak? Udah jam segini,” seru Jane sembari mengaduk ngaduk nasi goreng.

"Kamu juga makan jangan cuma diaduk aduk aja. Dari semalem mama liat kamu gak makan Jane?" ucap Calista.

"Gapapa ma lagi gak ada selera aja."

Pagi ini Jane hanya sarapan dengan Calista. Sedangkan Erland sudah ke kantor. Calista dan Jane sarapan dengan tenang tak ada barang pecah belah yang terlempar karena keributan Erland dan Freeya. Pagi ini rumah terasa tenang beberapa hari ini mood Erland sedikit bagus membuat dirinya tak mengamuk pada Freeya.

“gue gak makan kak nanti aja di sekolah," ucap Freeya menuruni anak tangga.

“lo tuh ya, udah tau jam segini lama banget kek siput!” gerutu Jane.

“yaudah ayo berangkat kak," ajak Freeya.

“sebentar," ucap mama.

Freeya dan Jane pun menatap Calista dengan bertanya tanya ada apa gerangan dengan Calista. Mereka melihat Calista mengolesi roti selai coklat dan memasukan ke dalam tempat makan. Dan setelahnya Calista memberikan pada Freeya dan Jane. Seketika Freeya kikuk oleh uluran tangan Calista yang memberikan tempat makan berisi roti selai coklat. Jane menerima bekal roti dari Calista.

“udah buru terima jarang jarang mama buatin sarapan buat lo," bisik Jane dengan menyenggol lengan Freeya.

“oh iya ma, makasih ya ma.” Ucapnya dengan menerima tempat makan dari Calista. Tak lupa Freeya mengulum senyum pada Calista walaupun tak mendapat balasan darinya.

Jane dan Freeya berangkat bersama sudah beberapa hari ini Bara tak menjemput Jane. Dan hampir 4 hari ini juga Bara tak masuk sekolah. Jane ketika ditanya tentang Bara dia selalu mengalihkan pembicaraan. Freeya pun sedikit curiga ada masalah apa sang kakak dengan pacarnya Bara membuat Bara tidak masuk sekolah.

Kini Freeya yang mengemudikan mobilnya, pagi ini Freeya terlihat bahagia walaupun dirinya tak sarapan bersama dengan Calista tapi dirinya di bawakan bekal roti selai coklat buatan Calista. Jarang jarang Calista membawakan bekal untuk Freeya. Freeya melirik kearah Jane, Freeya melihat ada sesuatu yang Jane sembunyikan. "Kak?"

"Hm?”

"Gak ada yang mau kamu ceritain kek aku?” tanya Freeya.

“gak ada.”

“serius?”

“kak gue tau lo tu gimana jadi-“

Belum sempat Freeya menyelesaikan bicaranya sudah dipotong terlebih dahulu oleh Jane. "Nanti, gue belum siap buat cerita," terangnya.

Seketika Freeya langsung diam dia tak berani menanyakan sesuatu kembali pada sang kakak. Freeya tau jika sang kakak sedang ada masalah dengan Bara.

Mobil Freeya sudah memasuki halaman sekolah, Freeya memarkirkan mobilnya lalu dia dan Jane pun turun dari mobil. Seketika mereka melihat mobil Bara memasuki halaman sekolah, langkah kaki Freeya terhenti tapi Jane tetap berjalan meninggalkan parkiran begitu saja semakin membuat Freeya penasaran ada apa hingga Jane tak mau menyapa Bara.

“Freey?” panggil Bara.

"Lo ada masalah apa sama kakak gue?” tanya Freeya.

"Gue cuma minta tolong sama lo percaya sama gue, kalau gue cuma cinta dan sayang sama Jane gak ada yang lain," terangnya seakan meyakinkan Freeya.

Freeya semakin bingung oleh pernyataan dari Bara tiba tiba datang dengan mengatakan omong kosong yang Freeya tak tau apa apa. "Maksud lo apa sih? Kalau mau ngomong jelasin jangan ambigu gini anjir."

FREEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang