Chapter 34

1.8K 170 14
                                    

Happy Reading :)


"Om biar Julian aja yang mengakui atas apa yang sebenarnya terjadi. Julian gak tega kalau harus Freeya yang menanggung," ucapnya dengan menundukan kepalanya.

"Ini bukan masalah salah atau benar jul, tapi ini karena Erland gak setuju dengan hubungan Freeya dan Ara. Dia sengaja menjauhkan Freeya dari Ara. Dia juga gak mau nama baik sekolahan jadi buruk karena Bobby mengancam akan menyebar luaskan kasus dia dan Ara. Ditambah tentang siswa siswinya ada yang menjalin hubungan sesama. Kamu juga tau sendiri kalau Erland gak pernah mengharapkan Freeya ada," terang Jimmi.

"Erland emang benar benar gila," timpal Willie.

"Tapi Pa, sejak kapan Om Erland tau tentang hubungan Freeya dan Ara?" tanya Nathan.

"Bobby yang memberitahu pada Erland tentang hubungan mereka. Saat Ara dirawat, Erland mencoba membuktikan omongan Bobby dan benar ketika Erland datang Freeya dan Ara sedang tidur dengan posisi Freeya memeluk Ara. Itu membuat Erland sangat marah," jawab Jimmi.

"Saat Bobby tau jika guru guru membahas kasusnya dengan Ara dan ia tau akan dikeluarkan. Bobby mengancam Erland akan menyebarkan tentang Freeya yang berpacaran dengan sesama ditambah dia akan menyebarkan kasusnya dengan Ara yang otomatis nama baik sekolah akan terseret buruk. Erland gak mau itu terjadi. Erland juga tidak suka jika Freeya berpacaran dengan Ara maka dari itu dia menjauhkan dari Ara," lanjut Jimmi menjelaskan.

Erland memang lebih mementingkan nama baik untuk dirinya sendiri dari pada mental anaknya. Ia pun tak menyadari apa yang terjadi oleh Freeya. Apa yang membuat Freeya hingga dia tak tertarik dengan lawan jenis. Semua yang terjadi pasti ada sebab dan akibatnya. Tapi bagi Erland apa yang Freeya lakukan akan salah dimatanya dan baginya Freeya tetap pembawa sial dikeluarga.

"Jim, lo tau di persidangan nanti siapa yang akan jadi jaksanya?" ujar Willie.

"Dia Robert Austin," sambung Willie.

Jimmi menautkan kedua alisnya ketika mendengar jika dipengadilan nanti jaksanya ialah Robert. "Robert Austin?" ucap Jimmi mengulang.

Willie menganggukan kepalanya. "Robert Austin bukannya papanya Bobby?" tanya Nathan.

"Iya dia ayahnya Bobby, dan besok atau lusa kemungkinan Robert akan bertemu dengan Freeya," ucap Willie.

"Wil, kemungkinan berapa persen?" tanya Jimmi.

"Agak sulit soalnya semua ini Erland sudah mengatur serapih mungkin," ucap Willie.

Willie baru tau jika jaksa yang menangani kasus Freeya yang tak lain adalah ayah dari Bobby. Ia sangat keheranan dengan kasus ini. Pasalnya entah kebetulan atau disengaja yang menjadi jaksa adalah Robert.

▪︎▪︎▪︎


Freeya masih terngiang ngiang oleh ucapan Erland tentang dirinya harus memutuskan hubungan dengan Clara. Freeya benar benar diposisi yang sangat sulit. Ia tak bisa begitu saja melepas Clara namun dia juga tak mau Clara dalam bahanya. Freeya juga tidak bisa melindungi Clara untuk saat ini. Bagaimana dia akan melindungi Clara? Untuk sekedar menghirup udara segar saja dia tidak bisa.

"Lo bengongin apa sih? Gue liat dari tadi lo kayak lagi bingung?" tanya Yuri.

"Iya nih, lo tadi pagi habis ketemu siapa sih? Kek sawan gitu sekarang," sambung Celline.

"Bokap gue," jawab Freeya.

"Loh bukannya harusnya lo seneng ketemu bokap lo?" tanya Eca.

Freeya mengelengkan kepalanya. "Gue malah takut ketemu dia."

FREEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang