Chapter 20

2.4K 223 39
                                    

Happy Reading :)

Tolong tetaplah hidup untuk kamu yang sedang
merasa semua yang terjadi tidak sesuai yang
diharapkan, dan tetaplah sehat agar bisa
merasakan kebahagiaan untuk waktu yang lama.

"Freeya Aurora Lawrance"

Freeya dan Clara berada di kediaman rumah Nathan. Mereka akan bermain dengan fluffy yang tak lain anjing milik Freeya. Fluffy memang dititipkan di rumah Nathan karena tidak memungkinkan jika fluffy dibawa pulang Freeya. Freeya tak mau kejadian anjingnya dulu yang dibunuh oleh Erland terulang kembali.

"Tan, belum pada pulang?" tanya Freeya.

"Belum lah. Lo mau makan gak?"

"Gue masih kenyang sih, Ara mau makan?"

"Nanti aja, Ara juga masih kenyang."

"Gampang nanti tan, gue bawa fluffy jalan jalan dulu ya? Lo mau ikut, Tan?"

"Gak lah capek gue."

"Yaudah gue sama Ara pergi dulu," pamit Freeya sembari menggendong fluffy.

Kini Freeya pergi dengan Clara mereka ke pantai bersama fluffy. Freeya keluar lebih dulu dan membukakan pintu Clara sembari menggendong fluffy. Kali ini Freeya ingin mengenalkan fluffy pada Clara. Fluffy juga terlihat nyaman bersama Clara. Mereka duduk ditepian pantai. Fluffy kini terlihat nyaman dipangkuan Clara sembari Freeya mengelus kepala fluffy.

"Freey?"

"Iya kenapa, hm?"

"Lukanya masih sakit?"

Freeya menggelengkan kepalanya. "Enggak sayang, udah gapapa."

Seketika mereka hening. Clara menundukan kepalanya sembari mengelus fluffy. Freeya yang melirik kearah Clara seakan ada sesuatu yang janggal pada Clara.

"Ra?"

"Iya?"

"Ara kenapa? Kok kaya lesu gitu? Maafin Freeya ya udah bikin Ara khawatir. Fr-"

"Enggak, ini bukan salah Freeya."

"Freey boleh nanya gak?"

"Kalau disuruh milih, kamu lebih pilih mati muda atau mati disaat udah tua?"

Seketika Freeya langsung menatap wajah Clara saat ia mendengar pertanyaan darinya. "Kok Ara nanya soal kematian?"

"Gapapa Ara pengen tau aja jawaban Freeya."

"Ra untuk keadaan aku sekarang, aku kadang selalu berharap mati saat papa nyiksa aku. Tapi disisi lain aku belum mendapatkan kasih sayang dari mereka dan sekarang aku punya kamu. Jadi aku memilih bertahan entah sampai kapan itu karena aku ingin mendapatkan kasih sayang dari mereka dan aku gak mau ninggalin kamu. Aku tau rasanya ditinggal untuk selama lamanya itu enggak enak. Karena kalau aku mengakhiri hidup aku, walaupun aku gak akan disiksa papa lagi tapi kamu yang akan lebih sakit saat aku gak ada."

"Makannya aku selalu bilang ke Ara temenin Freeya ya apapun yang terjadi. Aku kadang ngerasa capek banget tapi kalau liat kamu capek aku jadi ilang. Kamu sumber kebahagian aku, Ra" lanjut Freeya.

Clara tak bergeming ia menatap sendu wajah Freeya. Air mata Clara sudah mengenang di kelopak mata. Ia menahan air matanya agar tak jatuh, tapi Clara tak bisa terlalu lama menahan air matanya hingga bulir bulir air mata menetes. Freeya mengulum senyum sembari menyeka air mata Clara. "Gapapa sayang, jangan ditahan. Ara harus bisa lebih kuat ya dari Freeya dan Ara juga harus tetap sehat dijaga kesehatannya. Kan Ara punya Freeya sekarang," sembari mengelus pipinya.

FREEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang