Happy Reading :)
Sudah 2 hari Jane masih dirawat dirumah sakit. Semalam Bara pun datang ke rumah sakit tetapi Jane enggan bertemu. Freeya juga tak bisa memaksa Jane untuk mau berbicara dengan Bara. Freeya meminta Bara untuk memberi waktu pada Jane. Teman teman Jane pun sudah menengok begitupun teman teman Freeya.
Calista selalu menemani Jane di rumah sakit. Erland masih berada di luar kota yang kemungkinan lusa akan pulang. Freeya sesekali menemani Jane tapi ketika malam Freeya mengalah untuk tidur di depan kamar perawatan Jane. Freeya tak mau menganggu Calista, begitupun Calista tak menyuruh Freeya untuk tetap tinggal di kamar perawatan Jane , walaupun Jane meminta Freeya untuk tetap tinggal tapi dirinya memilih menunggu di luar ruangan.
Calista duduk di sebelah brankar Jane dengan menatap sendu putri sulungnya yang sedang tertidur. Calista tau jika Jane selama ini tertekan melihat adiknya selalu diperlakukan semena mena oleh Erland. Tapi Calista sendiri pun tak sanggup untuk bisa membelanya.
Seketika bulir bulir air matanya menetes membasahi pipinya. Entah apa tiba tiba Calista mengingat disaat waktu kelahiran Freeya dan Felix.
Malam itu..
Kehadiran Freeya tak pernah diinginkan oleh Erland papa Freeya. Saat kelahiran Freeya dan Felix 17 November 2005 entah apa yang membuat Erland tak menyukai Freeya. Erland tak pernah mau mengakui Freeya sebagai anaknya. Bagi Erland anaknya hanyalah Jane dan Felix tanpa adanya Freeya.
"Pa kenapa papa tak pernah menyukai Freeya? Freeya juga anak papa. Freeya dan Felix sama pa anak kita begitu juga Jane," ucap Calista sembari megendong Freeya dalam dekapannya.
"Saya sudah pernah bilang kan saya hanya mau anak perempuan dan laki laki dan bagi saya Jane, Felix cukup jadi anak saya tanpa anak sialan itu! Kamu tau sendiri saat mau melahirkan kamu hampir mati ma dan ternyata yang lahir ialah anak sialan itu! Susah payah kamu melahirkan dia hingga harus di pacu dengan vakum. Melahirkan dia antara hidup dan mati kamu. Saya bisa kehilangan kamu karena dia! Paham kamu!"
"Tapi mas apa bedanya dengan Felix? Freeya lebih dulu keluar karena jika Felix yang keluar terlebih dulu dia tidak akan selamat mas. Kamu dengar sendiri kan pernyataan dari dokter Freeya lebih kuat dari pada Felix. Saat Felix lahir pun detak jantungnya gak normal mas dia sudah ada masalah di jantungnya. Freeya sudah menolong Felix mas. Kena-"
"Cukup Cal jangan membela anak sialan itu! Felix tidak akan punya kelainan jantung kalau bukan karena anak sialan itu!"
"Biar anak sialan itu diadopsi sama Jimmi. Saya sudah bilang dengan Jimmi dan Lusi," terangnya.
"Apa? Kenapa papa gak bilang sama mama dulu? Kenapa papa memutuskan sepihak? Seenggak suka itukah papa dengan Freeya? Pa jangan menyalahkan atas kelahiran Freeya , mama mohon kasian dia. Dan jangan panggil Freeya dengan sebutan anak pembawa sial. Freeya anak papa darah daging kamu mas. Ingat itu!"
"Saya tidak meminta persetujuan dari kamu. Setuju atau tidakpun saya akan tetap memberikan anak itu pada Jimmi!"
"ENGGAK MAS! SAMPAI KAPANPUN FREEYA AKAN TETAP TINGGAL DISINI! AKU SEBAGAI IBU YANG SUDAH MENGANDUNGNYA SELAMA 9 BULAN TIDAK AKAN RELA JIKA KAMU MEMBERIKAN FREEYA PADA ORANG LAIN! APAPUN ITU AKU AKAN TETAP MERAWATNYA!" ucap Calista dengan nada yang meninggi. Dirinya tak rela jika harus memberikan Freeya untuk diadopsi orang lain.
"Oke silahkan kamu rawat anak sialan itu sendiri karena sampai kapanpun dia bukan anak saya! Karena anak saya hanya Jane dan Felix!" decit Erland dengan kesal lalu meninggalkan Calista sang istri begitu saja. Ketika Erland pergi Freeya menangis tak henti henti tapi langkah kakinya tak berheti dia tak menghiraukan tangisan Freeya yang sedang digendong Calista.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEYA
Teen FictionHadirnya bagaikan pelipur lara, yang mampu membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Start : 12 Juli 2023 Finish : 12 November 2023