The Eternal Queen

Gift from lilac

Kini kediaman milik Lilac beda 360° dari sebelumnya, dikarenakan lilac merombak istananya besar besaran, yang awalnya berwarna putih cerah kini menjadi abu abu, yang atapnya berwarna biru muda menjadi hitam. Istana yang cerah kini menjadi suram

" Aku sudah mengatakan berkali kali kepada kalian, walau aku masih kecil tapi aku adalah anak dari DUKE, tanpa Duke yang melindungi kekaisaran dari serangan para monster dan juga jasanya saat perang dimulai, kalian pasti kini sudah mati, maka dari itu kalian harus melayaniku dengan baik" Ucap lilac dengan matanya menyala melihat kebawah dengan sangat anggun nya

"Ingat, tindakan kalian sudah berada didalam pengawasanku, apa yang kalian lakukan aku akan segera mengetahui nya."Lilac duduk di kursi yang kebesaran untuknya, dibawahnya terdapat pelayannya yang sedang terduduk sambil menunduk

"Ah, maafkan saya, maaf menganggu kegiatan anda dalam mendisiplinkan pelayan anda"Ucapnya dengan sedikit sindiran

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?"

"Ara? Apakah lady Alexander lupa? Bahwa saya adalah ibu angkat lady?"

"Apakah saya memiliki ibu? Sepertinya tidak? Dan jikalau anda memang ibu saya, anda tidak berperilaku seperti ibu saya sesungguhnya"

"Ahhh! Ternyata lady kurang belajar etika, saya akan mengirimkan beberapa guru untuk lady kedepannya, agar lady dapat memperbaiki sikap dan etika lady"

"Tidak usah yang mulia permaisuri! Karena menurut saya, saya sudah cukup beretika"Lilac mengangkat sedikit gaun hitamnya dan menunduk hormat

"Ahhh, lady Alexander, apakah lady tau istana siapa yang lady pakai?"

"Istana khusus putri mahkota yang mulia"

"Lady, mengubah tatanan , bentuk, dan warna istana milik kekaisaran itu tidak di perbolehkan maka, saya ingin lady merombaknya kembali"

"Itu adalah khusus istana milik putri mahkota, saya akan merombaknya kembali setelah saya selesai dari tempat ini"

"Hahhh, bukan begitu masalahnya, istana lady ini berada di kawasan kekaisaran, semua istana kekaisaran berwarna cerah, jika lady menggunakan warna gelap, itu sangat tidak di perbolehkan!"

"Jika masalah warna, saya akan Menganti nya, yang mulia permaisuri dapat melihat hasilnya 3 hari lagi"

"Baiklah, lalu untuk itu, saya akan berbicara dengan kepala pelayan sebentar, apakah lady mengizinkan nya?

"Maaf, tapi saya belum selesai mendisiplinkan bawahan saya yang mulia"

"Baiklah, jika begitu saya pergi dulu , jika sudah anda bisa mengirimkan kepala pelayan kepadaku"

"Dengan senang hati"

Tak lama permaisuri pergi dan Lilac menatap para pelayannya dengan senyum mematikan

"Kamu dengar? Dia meminta kepala pelayan!"

"Kan dia minta kepalanya saja kan?"

"T-Tidak, saya mohon maaf Yang Mulia Lilac, saya mohon maaf!"

"Ara? Yang mulia? FuFuFu"

BDASSSSS

Kepala milik kepala pelayan tersebut tidak ada lagi

"Kirimkan itu ke kediaman permaisuri"

"T-tapi, ini akan menjadi pesan yang sangat negatif untuk-"

"Aku bilang kirimkan, atau kepalamu mau sekalian? Ah iya? Dia minta kepala pelayan kan? Berarti kapala kalian semua bukan?sepertinya iya"

Hikkkk!

.
.
.
.

"Yang mulia, ada paket dari kediaman lady Alexander "

"Ara? Dia baik sekali, tolong bukakan"

"Baik yang mulia"

"HIIIIIIII"

"AAAAAAAAA"

"INI? YAAMPUN?!"

"Aku menyuruhnya mengirim kepala pelayan dan dia mengirim kepala aja? Sungguh tak terduga" Permaisuri terkejut menutup mulut hingga tersungkur

"Tidak bisa di biarkan! Kita harus memperingati nya yang mulia!"

"Tidak, kita tidak bisa seenaknya mengancamnya, dikarenakan rakyat berpihak pada Duke beberapa bangsawan juga mempercayai Duke. Saat pemilihan kaisar kemarin"

"Ah saya lupa, Duke juga putra mahkota sebelumnya dan banyak yang berpihak padanya, tentu secara material, pendidikan lebih unggul, tapi kaisar sekarang mendapatkan tahta dikarenakan-"

"Mengalahkan pemimpin monster, tapi dikarenakan pemimpin monster mati, anaknya makin berkoar koar dan membuat Duke maju untuk membereskan sisa sampah kaisar"

"Tapi permaisuri, ini sudah kelewatan! Dia mengirim kepala pelayan?!!"

"Aku akan berbicara dengan nya besok, pokoknya jangan sampai berita ini muncul keluar, jaga mulut para pelayan yang lain dan bereskan ini semua"