04 - kesal

23 3 0
                                    

Hari ketiga mpls sudah berakhir, mereka sudah melewati masa mpls dengan lancar walaupun bagi Disa menyedihkan karena akan jarang bertemu dengan Jemi.

Seluruh siswa berlarian menuju gerbang utama sekolah, sudah jam pulang dan hari Senin mereka akan masuk dengan seragam barunya.

Disa berjalan beriringan dengan Kinan, mengobrol beberapa hal yang akan keduanya lakukan saat hari libur.

"Dis gue denger-denger dulu katanya si Winda pernah ciuman ya dikelas?" pertanyaan Kinan yang to the point itu membuat Disa bingung menjawabnya

"Ngga lah, berita boong itu," ucap Disa mencoba menepis pertanyaan itu sebenarnya memang benar namun Disa hanya ingin menjaga nama Winda saja karena dia sahabatnya

"Ohh kirain beneran, kalo beneran gue ngga nyangka aja sih."

"Ngga nan, ada yang ngga suka aja sama Winda."

"Oh iya, lo mau masuk eskul apa nan?" Disa mencoba mengalihkan pembicaraan mereka

"Belum tau sih, mungkin renang kaya waktu SMP dulu."

"Ngga takut jadi duyung nan?"

Kinan hanya tertawa receh, "kan gue emang masih keturunan duyung."

Mereka masih asik berbincang sesekali bercanda, walaupun Disa baru mengenal Kinan namun Kinan termasuk anaknya asik jika untuk diajak berteman.

Namun langkah Disa terhenti saat dilihatnya, seseorang yang dia kagumi tengah bercanda dengan rekannya yang Disa tau bernama Susan. Padahal disana ada beberapa anak osis yang lain namun Jemi hanya asik bercanda dengan Susan.

"Dis lo pulang sama siapa?" tanya Kinan namun pertanyaannya tidak mendapat jawaban dari Disa

Mendapati Disa yang malah mematung terdiam ditempatnya membuat Kinan berjalan mendekatinya.

"Disa?" panggilannya lagi

Namun Disa masih saja terdiam, gadis itu tidak menghiraukan panggilan Kinan, pandangannya masih sama melihat seseorang di ujung sana.

Masih tidak mendapat jawaban, Kinan hanya mengikuti arah pandangan Disa. Dilihatnya banyak anak osis yang tengah berkumpul disana.

"Disa?! lo liatin apa sih," panggil Kinan dengan suara yang keras, sehingga membuat nyawa Disa kembali

"Eh ngga, ayok pulang," ajaknya yang langsung menarik lengan Kinan menjauh dari area sekolah

Keduanya duduk berdiri dipinggir jalan masih di depan sekolahan, mereka masih menunggu jemputan masing-masing.

Disa sebenarnya malas karena harus menunggu Arsal yang selalu telat saat menjemputnya. Apalagi sekarang Disa tidak membawa handphone karena memang tidak diperbolehkan.

"Abang gue lama banget dah," keluh Disa

Tidak lama, mobil putih berhenti tepat didepan mereka berdua. Kaca mobil terbuka memperlihatkan seorang laki-laki paruh baya yang tengah melambaikan tangan nya kearah mereka.

Kinan membalas lambaian itu, ternyata itu ayah Kinan. Gadis itu dengan senang berjalan masuk ke dalam mobil sebelum berpamitan dengan Disa.

"Disa gue pulang duluan ya, dadah." Ucapnya dengan melambaikan tangannya

"Iya nan, hati-hati ya."

"Lo juga hati-hati dis, dahh." Disa membalas lambaian tangan temannya itu, yang dengan agak lambat mobil itu meninggalkan tempat Disa berdiri






Cukup lama Disa menunggu jemputan, gadis itu duduk dipinggir trotoar dengan memainkan daun-daun yang berjatuhan disekitarnya.

Saat tengah menengok kanan kiri melihat jalanan, tidak sengaja Disa melihat anak lelaki yang tengah mengutak-atik sepeda motornya yang terlihat tidak bisa menyala.

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang