17 - mulai dekat

15 4 0
                                    

Sepulang sekolah Disa tidak langsung pulang, dia harus mengikuti rapat osis pertama nya walaupun keadaan nya masih belum terlalu sehat namun dia memaksakan.

"Lo serius dis mau ikut rapat? muka lo aja masih pucet begitu," ucap Kinan dengan menggandeng tangan Disa mengantar gadis itu menuju ke ruang osis

"Gue gapapa nan," Disa berusaha meyakinkan Kinan kalau memang dia sudah tidak sakit

"Terus lo pulangnya gimana dis? kata lo ngga ada yang jemput."

"Gue bisa naik ojol."

"Terus kalo lo tiba-tiba pingsan di jalan gimana?"

"Ngga lah aneh-aneh aja."

"Iyakan siapa tau."

"Udah sih mikir tuh yang logis logis aja."

Namun Kinan masih saja bertanya yang lebih ke arah mengomel seperti seorang ibu kepada anaknya yang susah di beritahu.

Saat berjalan melewati koridor kelas 11 terlihat lah Nata yang baru saja keluar dari kelasnya, Kinan yang melihat keberadaan Nata langsung menyapanya.

"Kak Nata," panggilannya yang langsung membuat lelaki itu menengok kearah mereka

"Eh Kinan, Olin, mau kemana?" Tanyanya, namun pandangan Nata langsung melihat ke arah Disa

"Mau nganterin Disa nih ke ruang osis katanya mau ada rapat kak."

"Oh iya, bareng saya aja lin," ajaknya

Kinan dan juga Disa saling berpandangan, tidak ada sepatah kata dari keduanya bahkan Kinan pun hanya terdiam menatapnya.

"Yaudah nan, gue sama kak Nata aja, lo pulang aja udah sore."

"Lo pulangnya gimana?"

"Kan udah gue bilang, naik ojol."

"Kak Nata pulang sama siapa?" tanya Kinan yang mengalihkan pembicaraan

"Sendirian, kenapa nan?"

"Bisa minta tolong ngga, nanti anterin Disa pulang," Nata langsung mengangguk mengiyakan

"Boleh, nanti biar saya yang anter Olin pulang."

Disa yang mendengar jawaban Nata tentu saja dia menolaknya, Disa tidak mau merepotkan orang lain apalagi dia mengetahui kalau Nata sudah memiliki kekasih.

"Ngga usah kak, nanti saya pesen ojol aja."

"Gapapa lin lagian saya juga sendirian."

Tidak ada pilihan lain, Disa yang memang sudah lama mengenal Nata sangat mengetahui sifat lelaki itu yang memang tidak suka dilarang.

"Yaudah."

Nata tersenyum, "Ayo ke ruang osis, udah pada kumpul," ajaknya, entah sejak kapan tangan Nata sudah menggenggam lengan Disa dengan erat

"Nan gue duluan ya, lo hati-hati pulangnya! byeee," ucap Disa dengan melambaikan tangannya yang tentu di balas oleh Kinan

"Kita duluan ya nan," pamit Nata







Sepanjang perjalanan menuju ruang osis keduanya dilanda keheningan, padahal dulu mereka sangat dekat bahkan hampir setiap hari bersama, kalau ada Disa tentu disana juga ada Nata.

"Emm jadi canggung gini ya," ucap Nata dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Disa hanya tersenyum canggung, rasanya dia ingin menghilang dari situasi saat ini. Mereka sudah benar-benar asing.

"Iya ya kak, jadi aneh gini."

"Kita satu sekolah lagi."

"Iya ya kak."

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang