08 - bekal

21 3 0
                                    

Pagi ini matahari masih belum menampakkan keberadaan nya, namun Disa sudah sibuk membuat bekal untuk dibawa ke sekolah.

Sedangkan Winda sudah pulang 10 menit yang lalu, karena dia juga harus berangkat ke sekolah.

Tidak seperti pagi biasanya, walaupun Disa pintar memasak namun anak itu selalu tidak mau membawa bekal ke sekolah, namun pagi ini berbeda dia bahkan membuatkan bekal bukan untuknya saja.

Saat tengah sibuk, Disa dikejutkan dengan keberadaan ibu nya yang entah datang dari mana tiba-tiba saja sudah ada dibelakangnya.

"Loh dek, kamu ngapain?"

"Bikin bekal bu."

"Tumben bawa bekal, biasanya ngga pernah mau."

"Mau belajar menghemat uang jajan bu," ucapnya bercanda

"Kan enak kalo bawa bekal sendiri, makannya sehat, itu kamu buat apa?"

"Ini sandwich, yang gampang aja."

Mendengar ucapan anaknya, ibu hanya mengangguk lalu bersiap untuk memasak sarapan untuk keluarganya. Sedangkan Disa masih fokus membuat sandwich dengan berhati-hati, dia ingin makannya itu sempurna saat Jemi makan.

"Loh dek kenapa pake dua kotak makan?" tanya ibu merasa heran melihat 2 kotak makan terjejer diatas meja

"Disa mau kasih satu buat temen, boleh kan bu?"

"Ohh, boleh kok."

"Makasih ibu ku yang paling cantik."

Jam masih menunjukkan pukul 06.15 pagi, sekolah juga masih cukup sepi hanya beberapa siswa rajin saja seperti Disa yang sudah berangkat terlebih dahulu.

Disa berjalan ke gedung anak kelas XI MIPA 3, lebih tepatnya kelas Jemi dengan melihat kondisi disekitar dan memastikan kelas dalam keadaan kosong, akhirnya Disa masuk ke dalam dengan segera dia mencari tempat duduk yang Jemi tempati.

"Kayanya ini, kemarin katanya deretan ke tiga nomer tiga," ucap Disa dengan melihat bangku yang ada di kelas itu

Diletakkannya kotak makan berwarna hitam itu ke dalam laci meja dengan hati-hati, tidak lupa diatas tempat makan itu ada secarik sticky note yang tertempel.

"Semoga bener itu meja kak Jemi, semoga juga kak Jemi suka," ucapnya kegirangan lalu berlari menuju ke kelasnya





Lelaki bertubuh tinggi dengan hidungnya yang mancung itu berjalan sendirian menuju ke kelasnya, langkahnya sedikit berat sebab sedari malam dirinya tidak dapat tertidur dengan nyenyak.

Sesampainya di tempat duduknya, Jemi langsung merebahkan kepalanya diatas meja. Entah mengapa akhir-akhir ini dia sulit untuk tidur.

Bahkan lelaki itu sudah mencoba berbagai macam cara agar dapat tertidur dengan pulas. Mulai dari mendengarkan musik, nonton video satisfying, hingga podcast. Namun itu tidak berarti apa-apa untuknya.

"Lemes banget mi?" ucap Rendi dengan meletakkan tas nya di kursi samping Jemi

"Gue semalem ngga bisa tidur."

"Kenapa? ada masalah?"

"Biasa insom."

"Jangan di biasain lah mi," Jemi hanya mengangguk tanpa mengindahkan ucapan Rendi





Jam pelajaran pertama telah di mulai, Jemi tampak berusaha membuka matanya walaupun berat. Siapa sangka Jemi walaupun suka tidur di dalam kelas namun setiap kali ditanya atau diberikan soal lelaki itu akan dengan mudah menjawabnya.

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang