31 - pdkt?

20 5 0
                                    

Perbincangan panjang saat di taman beberapa hari yang lalu membuat keduanya semakin dekat. Jemi jadi sering menjemputnya untuk berangkat bersama ke sekolah.

Seperti pagi ini Disa tengah menunggu Jemi di depan rumahnya, gadis itu terlihat duduk dengan memainkan kakinya, senyum indahnya tidak luntur dari bibir mungilnya.

Pintu rumah terbuka menampakkan Arsal dengan pakaian rapi nya dan tas ransel yang dia gendong hanya satu sisi saja.

"Loh kenapa belum berangkat? mau bareng sama Abang?" Arsal terkejut melihat Disa yang masih berasa dirumah

"Ngga, aku lagi nunggu Jemi," mendengar nama itu Arsal langsung memicingkan matanya

Lelaki itu beberapa minggu yang lalu sudah sempat ia gertak untuk tidak macam-macam dengan adik kesayangannya, Arsal sudah mengetahui permasalahan yang dulu adeknya alami.

Semua penyebabnya berasal dari Jemi, Arsal sempat murka saat Disa mengenalkan nya dengan lelaki itu namun Jemi berjanji hal itu tidak akan dia ulangi lagi.

"Udah siang, bareng Abang aja," ajaknya lagi

Disa menggeleng, gadis itu masih dengan pendiriannya untuk menunggu Jemi karena mereka sudah janjian dari semalam.

"Bentar lagi Jemi sampe, dia masih ada di jalan."

Tidak ada pilihan lain, Arsal hanya mempercayai ucapan Disa lalu masuk kedalam mobil kesayangannya.

"Gue berangkat dulu, kalo si babi itu belum jemput telfon gue aja," ucapnya final lalu segera menyalakan mesin mobilnya dan berlalu dari kediaman kedua orang tua mereka

Tidak beberapa lama motor hitam milik Jemi berhenti di depan rumah Disa, dengan cepat gadis itu berlari keluar dari halaman rumahnya menghampiri Jemi.

"Halo selamat pagi," sapa Jemi dengan senyumnya yang membuat kedua matanya membentuk smile lucu

"Selamat pagi juga," Disa membalas senyum itu dengan salah tingkah

Jemi turun dari motornya, lalu melepas tasnya dan tangannya merogoh mencari sesuatu didalam sana.

Sebuah kotak bekal berwarna hitam disodorkan ke hadapan Disa, gadis itu menerimanya namun dengan wajah yang terlihat kebingungan.

"Gue minta dibuatin bekal sama mbak buat lo, nanti pas istirahat dimakan ya."

"Cuma buat gue? kakak ngga dibuatin juga?"

"Gue ada, nanti kita makan bareng ya di kantin," dengan cepat Disa mengangguk senang, sampai-sampai seluruh rambutnya bergerak dengan lucu

Jemi yang melihat itu merasa gemas, lelaki itu lalu merapikan rambut Disa dan sedikit mencubit pipinya.

"Lucu banget kamu Disa."

Apa kamu?? lucu!? meleleh adek bang — disa





Sepanjang jalan menuju ke sekolah, Disa tidak berhenti tersenyum perutnya seakan banyak kupu-kupu berterbangan. Tanpa sepengetahuannya Jemi melihat semua tingkah menggemaskan Disa dari kaca spion motornya. Lelaki itu tersenyum senang.

Sesaat setelah sampai di parkiran, Disa sempat terlihat kesusahan saat akan turun apalagi dia menggunakan rok pendek, dengan sigap Jemi sedikit memiringkan motornya.

"Pelan-pelan Disa."

"Makasih ya kak buat tumpangannya, gue ke kelas dulu," pamitnya, namun belum sempet melangkah kakinya Jemi menahan lengannya

"Gamau gue anterin sampe kelas?"

"Ngga usah kak, bentar lagi masuk."

"Beneran gamau gue anter? gapapa gue anter aja ya."

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang