16 - bekal lagi

17 4 0
                                    

Suhu badannya sudah mulai turun, Disa sudah sangat semangat sedari subuh untuk berangkat ke sekolah bertemu dengan teman-temannya.

"Adek yakin mau sekolah?" tanya ibu yang sudah beberapa kali dia tanyakan

"Yakin bu, adek udah sembuh."

"Ya udah kalo mau sekolah, tapi jangan minum es dulu."

"Iyaa."

Suara dentingan piring yang bertemu dengan sendok menemani keheningan ibu dan anak itu, tidak ada orang lain selain mereka ayah mereka sedang berada di luar kota sedangkan Arsal masih menjalankan tugas KKN nya.

"Bu, Disa emangnya ngga boleh pacaran?" ucapnya masih dengan fokus dengan makanannya, dia merasa seperti susah mendapatkan Jemi karena belum mendapatkan restu ibu nya

"Kenapa adek nanya gitu? adek udah punya pacar ya?"

"Adek lagi suka sama cowo, dia ganteng banget bu, baik, suka menolong, pokoknya mantu idaman banget lah," jelas Disa dengan semangat

Mendengar ucapan anak bungsunya, ibu cukup penasaran dengan lelaki yang disa ceritakan padanya.

"Boleh, asal kenalin ke ibu cowo nya."

Senyum sumringah terlihat jelas diwajahnya, Disa senang bukan main itu artinya ibu memberikan lampu hijau untuknya lebih dekat dengan Jemi.

Selesai sarapan—ibu membuatkan bekal untuk Disa dan Jemi, gadis itu sudah memberitahu nya mengenai bekal yang setiap pagi dia berikan untuk lelaki itu.

"Kalo masih pusing bilang sama gurunya atau istirahat di uks," ucap ibu dengan meletakan kedua bekal itu ke dalam tote bag yang akan Disa bawa

"Jangan buat ulah lagi udah gede," ucapnya dengan merapikan rambut hitam panjang Disa lalu mengecup kening putrinya, sebelum akhirnya gadis cantik itu berjalan meninggalkan rumahnya






Jam masih menunjukkan pukul 06.25 seperti biasanya Disa sudah berada di sekolah, hanya segelintir orang yang terlalu rajin yang memang langganan berangkat pagi.

Dengan perasaan senang Disa melewati koridor kelas 11 dengan sedikit bersenandung, suasana hati nya tengah baik.

Sampai didepan kelas MIPA 2, kepala Disa melongok masuk memastikan tidak ada orang didalam kelas itu.

Aman—Disa langsung berjalan cepat menuju meja Jemi, aroma wangi yang hanya ada dipikirannya itu kembali tercium. Wangi dari tubuh Jemi masih bisa dia rasakan sampai sekarang.

"Padahal baru beberapa hari ngga liat kelas ini, tapi rasanya kaya lama banget."

Disa sedikit berjongkok untuk meletakkan kotak makannya itu kedalam laci meja Jemi, namun dia mendapati buku pelajaran lelaki itu yang sepertinya lupa dia masukkan kedalam tas.

Diambilnya buku itu, lalu dia buka satu persatu halaman buku biologi itu. Tulisan Jemi sangatlah rapi dan bagus bahkan mungkin tulisannya dengan milik Jemi lebih bagus tulisan lelaki itu.

"Baru liat gue tulisan cowo serapih ini," ucapnya

Suara derap langkah kaki terdengar dari koridor yang terasa mendekat kearahnya. Disa yang kaget tidak sengaja merobek buku Jemi yang langsung Disa kembalikan kedalam laci.

"Aduh gimana nih."

Entah ada ide dari mana, Disa mengeluarkan pulpen dan sticky note warna-warni miliknya lalu dia menuliskan permintaan maafnya disana kemudian dia tempelkan di atas buku itu.

Dengan tergesa-gesa Disa keluar dari kelas itu lalu berlari menuju kelasnya, perasaan bersalah masih saja menyelimuti dirinya, gadis itu takut jika Jemi akan marah.

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang