27 - minta maaf

24 5 1
                                    

Setelah kejadian semalam yang sangat menegangkan, pagi harinya Jemi masih berangkat ke sekolah walaupun luka yang ada di seluruh badannya masih terasa sakit.

Lelaki itu belum mengunjungi rumah sakit tempat Susan dirawat lagi, setelah dia diobati Jemi langsung memutuskan untuk pulang padahal dokter menyuruh tetap disana setidaknya sampai lukanya sedikit membaik.

Pagi ini Jemi diantar supir berangkat ke sekolahnya, padahal Jemi tidak pernah mau jika diantar oleh sopir ayahnya namun karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuknya mengendari sepeda motor jadi Jemi memilih untuk diantar.

Jemi turun dari mobilnya dengan berjalan sedikit pincang karen menahan rasa sakit dikakinya, semua anak yang disana menatap lelaki itu dengan tatapan bingungnya.

Motor KLX milik Nata melewati Jemi—Nata yang berpapasan dengannya dan melihat luka pada wajahnya serta cara jalan Jemi membuatnya terheran-heran, lelaki itu langsung mematikan mesin motornya dan turun mendekati Jemi.

"Kenapa kamu mi?"

"Sakit kaki gue, bisa anterin gue ke kelas ngga? tanya nya, Nata langsung mengangguk namun motornya masih belum terparkir pada tempatnya

"Bram mintol dong parkirin motor saya," ucapnya dengan memberikan kunci motor kesayangannya

"Siap Nat."

Permasalahan motor terselesaikan, sekarang Nata memapah Jemi berjalan menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan ke kelas Jemi menceritakan kejadian semalam pada Nata.

Setiap kata yang keluar dari mulut Jemi membuat Nata terus-terusan terkejut, cerita Jemi lebih mirip sinetron yang biasa ada di tv tontonan bunda nya.

"Terus keadaan Susan sekarang gimana?"

"Udah mendingan Nat, tapi masih belum bisa jalan."

"Jadi kamu ngga jadi putus sama Susan?"

"Gue sih pengennya putus, tapi masih takut kalo Susan ngelakuin hal gila lagi."

"Saran saya ya mi, coba ngomongnya jangan pas lagi marah. Kasih pengertian ke Susan kalo hubungan kalian udah ngga sehat, daripada nanti cuma nyakitin satu sama lain."

"Iya Nat mungkin emang salah gue juga, ngomongnya pas lagi emosi."

"Coba omongin baik-baik mi."

"Iya, lo sendiri gimana? gue ngga perna liat lo jalan lagi sama Liza."

"Hubungan kita lagi break, lagi mengintropeksi diri masing-masing."

Pantas saja Nata sudah tidak terlihat bersama Liza beberapa bulan terakhir ini, rupanya hubungan keduanya tengah diterpa masalah.

"Tapi break kan bukan berarti berakhir Nat, masih harus saling komunikasi."

"Iya saya tau mi, saya juga udah ngelakuin itu tapi rasanya masih sama ngga ada perkembangan."

Ternyata memiliki hubungan sepesial dengan orang lain itu cukup sulit, buktinya percintaan keduanya tidak berjalan dengan lancar.

Jemi juga bercerita mengenai alasannya meminta mengakhiri hubungannya, namun nampaknya Nata tidak terlalu terkejut seakan lelaki itu memang sudah mengetahui.

"Jadi sekarang lo lagi deketnya sama Disa?" tanya Jemi dengan sedikit berhati-hati

"Deket cuma sebagai kakak kelas ke adik kelas aja, lagian Disa juga ngga suka sama saya."

"Tapi kalian deket benget loh, kemana-mana bareng."

"Disa sukanya sama kamu mi bukan sama saya."

Perkataan Nata membuat Jemi mendadak terdiam, entah ada gejolak pada dirinya. Rasa bersalah, kecewa, sedih bercampur jadi satu yang membuat hatinya gelisah.

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang