Sekitar jam 04.23 suhu didalam tenda semakin dingin ditambah dengan nyamuk ditempat itu cukup banyak.
Disa terbangun dan duduk menatap semua teman-temannya yang berada ditenda yang sama dengannya, tenda mereka diisi sekitar 20 orang karena menggunakan tenda pleton yang cukup besar.
Rupanya tidak hanya Disa namun ada 2 orang lainnya yang ternyata tidak bisa tertidur seperti dirinya.
"Banyak nyamuk ya," ucap Disa yang dijawab anggukan oleh keduanya
"Eh gue kebelet, ada yang mau anterin ngga?" ucap gadis berkacamata itu kepada Disa dan anak satunya
"Gue ngga berani nganterin ke toilet," ucapnya dengan nada yang terlihat ketakutan
"Yaudah ayo sama gue," ucap Disa segera bangkit dari duduknya
"Ayo, gue udah kebelet banget," ucap anak yang diketahui bernama Aisha dengan mengenakan sandalnya
Aisha sedikit berlari sehingga Disa harus menyamai langkahnya, namun belum sempat sampai di toilet keduanya dihadang oleh Hanif dan juga Nata yang rupanya tengah berjalan di area perkemahan.
"Mau kemana lari-lari?" Tanya Nata namun wajahnya itu menatap Disa seakan bertanya
"Mau ke toilet kak, Aisha kebelet," jelas Disa dengan menunjuk gadis berkacamata itu
"Berdua aja berani?"
"Berani kak."
"Jangan lama-lama ya, nanti langsung balik ke tenda," ucap Nata
Suasana toilet sangat sunyi dan cukup gelap, hanya terdengar suara jangkrik dan air keran yang menyala.
"Aisha udah belum?" ucap Disa sambil mengetuk-ngetuk pintu toilet yang ditempati oleh Aisha
"Bentar dis, cebok dulu."
"Buruan sha serem banget disini."
Pintu toilet terbuka—menampakan Aisha yang baru selesai buang air kecil, wajah gadis itu tampak kebingungan.
"Ada apa dis?"
"Ngga ada tapi serem aja, udah ayo," ucap Disa dengan menggandeng tangan Aisha menjauh dari toilet
Baru tiga langkah mereka menjauh dari toilet terdengar suara seperti benda jatuh.
Langkah mereka terhenti, keduanya sama-sama diam. Genggaman tangan Aisha semakin kuat.
"Dis lo denger ngga?"
"Iya gue denger, lari sha."
"Liat dulu ngga sih dis?"
"Lari sha," ucap Disa dengan berlari meninggalkan Aisha yang juga ikut berlari dibelakangnya
Keduanya berlari melewati Nata dan Hanif yang hanya melihat mereka kebingungan.
"Kenapa pada lari?" Ucap Hanif kebingungan
"Cek yok nif," ajak Nata yang langsung ditolak oleh Hanif—lelaki itu memang sangat penakut
Udara segar di pagi hari menyapa para peserta ldks, semuanya sudah berkumpul di tengah lapangan untuk memulai olahraga, wajah bangun tidur terlihat jelas diantara para peserta.
Sejak dari toilet Disa tidak dapat tertidur lagi, namun matanya masih sangat segar apalagi disuguhi dengan pemandangan Jemi dengan wajah bangun tidurnya. Lelaki itu nampak semakin tampan.
"Jangan males-malesan olahraganya," ujar Hanif dengan mencontohkan gerakan yang energik dihadapan para peserta
"Semangat! biar keluar keringat nya," ucap Maraka yang juga mengikuti gerakan Hanif didepan
Setelah selesai senam yang dipandu oleh Hanif dan Maraka, kegiatan dilanjutkan dengan acara outbound. Acara yang memang sangat ditunggu-tunggu oleh para siswa.
Mereka dibagi beberapa kelompok, namun Dewi Fortuna sepertinya tidak berpihak kepada nya, dia satu kelompok dengan Cakra—jelas saja lelaki itu senang bukan main.
Sebelum memulai kegiatan outbound mereka diharuskan memiliki yel-yel untuk kelompok nya, acara begitu meriah mereka saling sindir dengan yel-yel masing-masing.
Banyak berbagai macam permainan yang memang disiapkan oleh panitia, mulai dari flaying fox, sambung kata, hingga bermain sandal bakiak.
Selanjutnya mereka diajak untuk hiking, menyebrangi sungai, hingga reppelling.
Melihat pemandangan hijau dan bermain air membuat semuanya bahagia. Kegiatan seperti ini memang dapat melepaskan penat.
Saat ini mereka tengah mendengarkan penjelasan mengenai cara turun tebing/bukit menggunakan tali atau yang disebut reppelling.
"Kita ngga maksa kalian buat turun menggunakan tali, kalo yang takut ketinggian atau pernah cedera sebaiknya turun lewat jalur alternatif saja," ucapnya seorang anggota tni
"Kalo yang mau coba dan berani, silahkan saja."
Tentu saja Disa akan memilih opsi pertama, karena dia merasa dirinya takut akan ketinggian dan tidak yakin bisa. Tanpa banyak berpikir gadis itu mengikuti anak-anak yang lebih memilih jalan alternatif.
Walaupun jalan alternatif namun jalannya juga cukup curam, mereka saling berpegangan disana juga ada Jemi yang memang bertugas membatu para peserta untuk turun.
Disa meraih tangan Jemi yang memang sengaja dia ulurkan, saat kedua tangannya mereka bertemu rasanya seperti terdengar listrik bertenaga cinta, degup jantung nya tidak beraturan.
Tidak sengaja mata Disa bertemu tepat dikedua mata Jemi yang juga menatapnya, hanya beberapa detik kemudian Jemi melepas genggaman tangannya karena memang Disa sudah berada dibawah.
"Makasih kak," ucap Disa tersenyum manis kearahnya
"Sama sama."
Semua anak melanjutkan perjalanannya, saat ini mereka diharuskan untuk menyebrangi sungai dengan berpegangan pada seutas tali.
Saat giliran Disa ingin menyebrangi sungai, rasa takut namun juga menyenangkan menjadi satu. Arus di di sungai itu cukup deras ditambah lagi dengan ketinggian air yang mencapai lehernya.
"Ini kalo kepleset gue bisa tenggelam, mana gue belum confess ke kak Jemi," ucapnya berjalan menyebrangi sungai dengan berpegangan pada tali tambang yang melintang sepanjang sungai
"Cintaku hati-hati ya nyebrang nya, tungguin aku di ujung sana!" Teriak Cakra kepada Disa yang membuat semua orang disana menggoda keduanya
"Hihhh! bikin malu aja si Cakra, awas aja kalo dapet gue cakar nanti," ancamnya yang tidak terdengar oleh siapapun
Acara outbound sudah selesai, mereka sudah berganti seragam abu putih untuk melaksanakan upacara penutupan disambung dengan pelantikan.
Disa ingat dengan jaket milik Jemi yang belum sempat dia kebalikan, gadis itu dengan beberapa siswa yang lain tengah mengemasi barang bawaannya.
Dipeluknya jaket berwarna biru putih itu, dicium wanginya—padahal sudah semalaman jaket itu berada ditangannya namun bau wangi lelaki itu masih melekat.
"Gue mau beli juga lah, biar couple sama kak Jemi," ucap Disa dengan senyum sumringah nya
"Rasanya pengin gue museum kan ini jaket bersejarah."
Seorang panitia melongok masuk kedalam tenda mereka, menyuruh semua yang ada didalam sana untuk segera keluar.
"Ayok dek, keluar acaranya mau dimulai, cepet cepet keluar!" ucapnya tegas
Upacara penutupan tengah berlangsung, Jemi dengan beberapa panitia yang lain berdiri di depan tepatnya disamping podium.
Lelaki itu tampak berwibawa, berpenampilan rapi dengan rambut yang sengaja dia belah tengah, serta yang terpenting Disa dapat mencium bau wanginya dari tempat dia berdiri.
"Kedepannya gue mau mengakrabkan diri sama kak Jemi, biar di notice."
Akhirnya setelah serangkaian kegiatan yang panjang dan cukup melelahkan namun menyenangkan itu, mereka resmi menjadi pengurus osis, rohis, pmi, serta mpk.
Semoga ini menjadi awal yang baik untuk Disa dengan tugas barunya, serta menjadi awal pengenalannya dengan Jemi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebetan ; Lee Jeno [End]
Fanfiction❝Ngga usah berharap gue bakal suka sama lo!❞ - Jemi ©2023, dinluvie