21 - cemburu

22 4 1
                                    

Masih dihari yang sama, setelah selesai dengan kegiatan pemilihan osis rupanya Juna mengajak mereka untuk makan di warung soto yang tidak jauh dari sekolahnya.

Juna sengaja mentraktir semua anggotanya sebagai acara perpisahan karena masa jabatan nya sudah habis dan rasa terimakasih atas kesuksesan kegiatan pemilihan osis hari ini

"Gini kan enak, sering-sering ya bang," ucap Hanif yang mendapat anggukan dari anak-anak yang lainnya

"Boleh nif asal lo mau jadi babi ngepet peliharaan gue," ucapan Juna sontak membuat semua anak yang berada disana tertawa geli

"Jangankan babi ngepet bang, jadi buaya pun gue bisa."

"Buaya buntung," celetuk Rendi

"Jadi ini lo bayarin kita pake duit pesugihan bang? udah gitu babi nya ikut makan lagi," ucap Maraka yang membuat dirinya mendapatkan lemparan sendok dari Hanif

"Ngaca babi."

"Idih ngeri banget babi nya marah," ucap Maraka

Suara gelak tawa terdengar cukup keras, dimanapun tempatnya Hanif yang akan selalu menjadi target empuk sebagai objek bercandaan.






Pembicaraan mereka tidak berhenti disitu saja, mulai dari membahas kegiatan hari ini, gosipin guru killer, hingga kejadian lucu yang pernah mereka alami. Pembicaraan seperti itu memang sangat laris disaat kumpul bersama.

"Bang nambah boleh ngga?" tanya Nata disela-sela obrolan mereka

"Nambah aja Nat, yang lain juga kalo mau nambah bilang aja."

Seakan tidak tahu diri, mereka semua langsung meminta untuk dibuatkan lagi hanya satu mangkok soto kecil tidak membuat mereka merasa kenyang.

"Lin mau nambah ngga?" tanya Nata rupanya mangkok soto nya sudah habis namun diatas piring nya masih terisi sedikit nasi

Disa mengangguk, "Boleh kak, tapi aku jangan kasih daun bawang ya."

"Aisha mau sekalian ngga?" tanya Nata kepada gadis berjilbab itu yang duduk disamping Disa, namun gadis itu menggeleng

Warung soto kudus itu semakin sore semakin ramai, bukan hanya didominasi anak sma neo saja namun terlihat beberapa pegawai kantor yang sengaja singgah untuk sekedar mengganjal perutnya.

Sembari menunggu soto miliknya datang, pandangan Disa hanya menatap lurus kearah meja di depannya. Disana ada Jemi dengan Susan, gadis itu tengah menyenderkan kepalanya pada bahu kekasihnya.

Entah apa yang mereka bicarakan disana, suasana yang berisik membuat Disa tidak dapat mendengarkan percakapan keduanya.

"Kamu mau nambah ngga?" tanya Jemi kepada Susan, gadis itu selalu menempel pada bahunya

"Mau tapi aku males makan sendiri, disuapin kamu ya," ucapnya dengan nada yang sangat manja

"Jangan gitu lah San, malu banyak orang."

"Ih biarin aja lah, anggap aja mereka semua ngga ada."

"Ada-ada aja pacarku ini."

"Sekarang kan ada trend princess treatment."

"Apa itu?"

"Diperlakukan spesial layaknya princess."

"Ya ampun, tapi kan kamu masih bisa ngelakuin itu sendiri."

"Ih kenapa pacarku ngga peka sih," kesalnya, gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain tidak mau menatap Jemi, lelaki itu sedikit tersenyum berusaha untuk membujuknya

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang