19 - usaha

16 4 1
                                    

Semenjak mengetahui jika Jemi dengan Susan menjalin hubungan hari-hari Disa rasanya sudah tidak lagi menyenangkan. Gadis itu terus saja menangisi lelaki yang bahkan tidak tau dia menyukainya.

Seharian ini Disa benar-benar hanya mengurung dirinya didalam kamar, bahkan untuk sekedar makan saja dia tidak mau.

"Patah hati banget gue," ucapnya dengan melihat foto Jemi di akun instagramnya

Disa benci saat dirinya mengulang patah hati yang sama, dia pernah merasakan hal yang sama saat dengan Nata.

Hatinya terasa sesak, Disa menggigit boneka beruang pemberian Arsal  dengan keras berusaha untuk meluapkan semua emosinya.

Suara ponselnya terus bergetar namun Disa hiraukan itu, dia tidak ingin berbicara dengan siapapun untuk saat ini.

"Sakit banget kak."

"Harusnya kemarin gue confess."

"Padahal baru kemarin gue deket sama dia."

"Kenapa malah jadiannya sama yang lain."

"Kesel banget."

Drttt

Kinan
dis angkat
disa lo gapapa kan?
aduh gue khawatir
angkat lah dis
gue mau ngomong
disaaaaa

Notifikasi pesan dari Kinan terus bermunculan, Disa hanya melihat sekilas tanpa ada niatan untuk membalasnya.

"Aaaaaaa kak Jemi."

Lelah seharian hanya menangis, Disa akhirnya terlelap. Sampai tidak terasa hari sudah gelap, Disa terbangun karena mendengar ketukan pintu kamarnya.

"Adek makan dulu."

Suara panggilan ibunya dari luar kamarnya membuat Disa bangkit dari tidurnya, pintu kamarnya terbuka memperlihatkan wajah yang sembab dengan rambut yang urak-urakan serta kamarnya sangat berantakan tisu bekas air matanya berserakan dilantai.

"Ya ampun adek, kamu kenapa?" Ibu tentu kaget sekaligus khawatir melihat keadaan anaknya yang tidak biasa

"Gapapa bu."

"Coba cerita sama ibu."

"Disa gapapa."

"Yaudah kalo ngga mau cerita, cuci muka dulu terus makan ya kebawah."

Seperti perintah ibunya—Disa mencuci wajahnya dengan sabun, terlihat wajahnya dari pantulan cermin yang tampak lesu dengan mata sembab.

"Masa gue berhenti sih, sia-sia dong apa yang gue lakuin buat kak Jemi," ucapnya dengan menatap cermin dihadapannya

"Masa gue nyerah gitu aja, padahal baru mulai."

"Gue ngga mau nyesel kaya waktu ngelepasin kak Nata."

"Cupu banget."

"Disa kan ngga pernah nyerah," ucapnya menyemangati dirinya sendiri

"Belum juga di coba, gue bakalan berhenti kalo kak Jemi yang minta."






Suara alarm berbunyi cukup nyaring, dengan setengah sadar Disa bangkit dari tidurnya dan langsung bergegas ke kamar mandi.

Setelah semuanya rapi Disa membuka ponselnya yang sejak kemarin tidak dia lihat, Baru saja menyalakan wifi notifikasi dari berbagai sosial medianya bermunculan.

"Kinan spam chat banyak banget," ucapnya saat membaca pesan dari Kinan sekitar 50 pesan lebih

Disa meletakan ponselnya di meja, tangannya sibuk menyisir rambut panjangnya, matanya masih terlihat bengkak dengan raut wajah yang sangat lesu.

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang