18 - jadian

18 4 0
                                    

Semenjak kejadian diruang osis sehari yang lalu membuat gadis itu tidak berhenti tersenyum, semua interaksi nya dengan Jemi masih terus menempel dipikirannya. Apalagi lelaki itu meminjamkan jaket miliknya lagi untuknya.

Seperti rutinitas nya setiap pagi di sekolah mengantarkan bekal, masuk ke dalam kelas, berbincang dengan teman-temannya, dan melakukan hal yang lainnya.

Keadaan kelasnya masih sepi hanya ada 2 orang yang sudah berada di tempatnya duduknya, sedari tadi Disa hanya memeluk dan menciumi aroma wangi dari jaket milik Jemi.

"Wangi banget bikin betah," ucapnya dengan mengusap-usap jaket itu ke pipinya

"Wanginya aja udah bikin candu apalagi orangnya, gue pelet juga lama-lama."

Disa jadi membayangkan bagaimana nanti saat pertemuan osis lagi, dia tidak sabar untuk melihat Jemi dari dekat dan berbincang dengannya.

"Apa gue confess aja ya? tapi nanti kak Jemi malah jauhin gue."

Disa memang sejauh ini tidak pernah menunjukkan kepada orang lain selain Kinan kalau dia menyukai Jemi, namun jika dilihat dengan apa yang selalu Disa lakukan untuk Jemi rasanya tidak terlalu cepat untuk tiba-tiba mengungkapkan perasaannya.

Jari-jarinya bergerak diatas layar ponselnya, dia membuka akun instagramnya untuk sekedar mencari hiburan dan mencari beberapa quotes yang meyakinkan nya untuk mengungkapkan perasaannya.

Rupanya akun instagram Jemi tengah online, tanpa berpikir lama Disa segera mengirimkan kan pesan kepadanya.

Direct message

@pengagummu00
hlo jemi, slmt pagi
hari ini sekolah?

@jeminbh
pagi juga
sklh dong, lo?

@pengagummu00
sekolah jga
hari ini aku lg seneng
tau gak knp?

@jeminbh
wahh knp tuh?

@pengagummu00
aku lg suka sama orang

@jeminbhn
oh iya?
udh gak suka sama gue lg nih wkwk

@pengagummu00
kmu susah didapetin mi haha

@jeminbhn
waduh waduh
udh ada saingannya wkwk

Disa tersenyum membaca pesan terakhir dari Jemi, padahal yang gadis itu maksud ya dirinya namun Jemi rupanya menganggap ada orang lain yang Disa sukai.

"Lucu banget si mi."

Sementara dari depan pintu kelasnya, Kinan menatap temannya itu dengan heran sekaligus khawatir. Tanpa berbicara apapun Kinan mendekati Disa lalu memegang dahi gadis itu.

"Panas ini, pantes sakit," ucap Kinan—Disa hanya terdiam memperhatikan temannya

"Apa sih nan," kesalnya dengan menyingkirkan tangan Kinan dari dahinya

"Lo ngapain senyum-senyum sendiri, nanti disangkanya lo kemasukan dis."

"Ngga lah, mana mau setan masuk ke gue."

"Karena lo lebih setan dari setan, iyakan?" Kinan tertawa puas hingga perutnya terasa sakit

"Monyet si Kinan."






Kantin terasa sangat ramai dan sesak, Disa bersama Kinan dan Runa tengah asik menikmati makan siangnya. Suara berisik dari setiap meja terdengar bersautan.

"Ini bukan es teh manis anjing, ngga ada manis-manisnya," kesal Runa saat dirasa pesanannya tidak sesuai

"Manisnya kan pindah ke gue semua," jawab Disa

Gebetan ; Lee Jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang