🦥 | 01. WEEKEND ALA ARGA

963 80 4
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Di sebuah apartemen pribadi, tepatnya di dalam sebuah kamar yang kondisi gordennya masih tertutup rapat, terdengar dering ponsel yang terus berulang, entah sudah berapa kali.

Seorang Pria yang masih setia memejamkan matanya itu lama-kelamaan mulai terusik dengan dering ponselnya sendiri. Dengan kondisi mata masih terpejam, tangannya mulai bergerak meraba nakas di samping tempat tidurnya, kemudian mengangkat panggilan itu.

"Arga setan!" teriak seseorang di seberang sana, "gila ya lo! Bisa-bisanya baru diangkat telpon gue!" omelnya.

Ya, Pria yang sedang memejamkan mata itu adalah Arga. Dan suara itu suara Zidan, sahabat yang memang suka sekali mengganggu waktu tidur Arga, dengan cara menelponnya berkali-kali.

"Apa sih?!" tanya Arga ketus.

"Bukain pintu cepetan!" titah Zidan.

"Gue ngantuk, mending lo pulang, jangan ganggu weekend gue!" sahutnya, ingin segera mengakhiri panggilan itu.

Ya, begitulah sosok seorang Arga Mahendra Aditama. Meskipun Ia menyandang status sebagai CEO di dua perusahaan ternama, namun sebenarnya Arga itu orangnya mager-an. Jadi, jika weekend, Ia akan tidur sepuasnya dulu, barulah mengerjakan aktivitas yang menurutnya menyenangkan.

"Heh, jangan dimatiin dulu! Ini urgent, nyesel lo entar kalo liat adek lo kayak gini," ucap Zidan dengan buru-buru, sebelum panggilan itu Arga putuskan.

Dalam waktu sepersekian detik, mata yang tadinya terpejam, kini membelalak sempurna. Arga paham, adik yang Zidan maksud itu adalah Caca, karena Arga memang tidak memiliki adik lain selain Caca. Adik satu Ayah, beda Ibu.

Meskipun dulunya hubungan mereka sempat merenggang, Arga selalu berusaha menerima Caca setelah fakta yang membuatnya salah paham terungkap. Dan kini, hubungan mereka semakin membaik, bahkan mereka juga bekerjasama untuk mengurus perusahaan milik ayah mereka.

Karena Arga khawatir terjadi sesuatu pada Caca, tanpa bicara apapun lagi, Arga segera melompat dari kasur dan berlari menuju pintu utama apartemennya.

Ceklek..

Setelah membukakan pintu, ekspresi Arga yang tadinya panik, seketika berubah datar. Pandangannya tertuju pada Caca yang berdiri tepat di hadapannya, Ia memperhatikan Caca secara detail dari ujung kepala hingga kaki, dan semuanya baik-baik saja.

Sesaat kemudian terdengar suara tawa tertahan, berasal dari Zidan yang berdiri di samping kanan Caca. "Kaget kak?"

"Manjur banget ide lo," celetuk Caca sembari melirik Zidan.

Hidden Wound : People with Mental DisordersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang