🦥 | 10. BABAK BELUR

545 67 2
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Di sepanjang langkahnya menyusuri koridor rumah sakit, mulut Mel terus mengunyah buah pisang, jatah buah yang memang diberikan pihak rumah sakit untuk pasien. Di lipatan siku kirinya juga terdapat beberapa kulit pisang bekas pasien lainnya. Entah dalam rangka apa Mel mengumpulkan kulit-kulit pisang itu.

"Mau ke mana Mel?" tanya Suster yang pernah tercebur ke got karena ulah Mel. Ia dan temannya baru saja keluar dari kamar pasien lain.

"Orang jomblo diem aja," sahut Mel, terkesan mengejek, tanpa menghentikan langkahnya.

Suster itu terdiam, dengan kondisi mulut sedikit menganga. Pandangannya pun mengikuti langkah Mel secara spontan. Ia tidak mengerti, sebenarnya ada dendam pribadi apa Mel terhadap dirinya.

"Punya masalah pribadi apa sih kalian, Tan?" celetuk sang teman bertanya, diselingi oleh tawanya.

Suster bernama Tania itupun menghela nafas panjang. "Aku juga gak tau. Di-" ucapannya terhenti saat Mel tiba-tiba kembali dan memberinya kulit pisang.

"Buat orang jomblo. Gratis," kata Mel, kemudian pergi tanpa menunggu tanggapan Suster Tania.

Lagi dan lagi, Suster Tania dibuat terperangah oleh tingkah Mel. Jika saja bukan pasien, sudah dipastikan akan ia lempar kulit pisang itu ke wajah Mel. Setelah Mel tidak terlihat lagi, ia mendengus kesal dan beranjak menuju tong sampah, tidak menghiraukan temannya yang terus tertawa.

Sementara itu, Mel juga masih terus melangkah. Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti di persimpangan koridor, saat tidak sengaja melihat Dokter Madi tengah berjalan, dengan pandangan yang tertuju pada layar ponsel.

Mel menatap tajam Dokter Madi, kemudian mendengus kesal. "Mel gak suka Dokter itu," gumamnya kesal.

Akibat rasa kesalnya, Mel melemparkan beberapa kulit pisang ke arah Dokter Madi. Berhubung jaraknya masih cukup jauh, sehingga Dokter Madi tidak menyadarinya. Namun, hal itu malah membuat Dokter Madi tidak sengaja menginjak salah satu kulit pisang, hingga membuatnya terjengkang.

Sialnya, saat Dokter Madi terjengkang, ponsel di genggamannya melayang dan mendarat tepat mengenai rahang kanan. Seketika Dokter Madi meringis, merasakan sakit pada pinggang dan rahangnya.

"Aarrgh, sialan!" gumam Dokter Madi mengumpat kesal.

Berhubung tidak ada orang yang membantu, Dokter Madi berusaha bangkit sendiri. Akibat rasa sakit di pinggangnya, ia tidak bisa bangkit layaknya orang normal, sehingga tangannya harus menyangga ke lantai terlebih dahulu. Dan sialnya lagi, salah satu tangannya malah terpeleset karena kulit pisang, membuat tubuhnya tersungkur, dengan kening yang terbentur dinding.

Hidden Wound : People with Mental DisordersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang