🦥 | 16. PENOLAKAN

624 68 0
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Di sebuah kamar bernuansa klasik, Bu Rina duduk termenung, dengan posisi bersandar di atas kasur. Wajahnya terlihat pucat pasi, ia tiba-tiba sakit sejak bertemu dengan Arga dan Pak Adi kemarin. Ingatannya pun terus memutar ulang momen di mana Pak Adi menjawab semua pertanyaannya.

"Kenapa kamu merubah identitas Saga? Apa kamu sengaja ingin menjauhkannya dariku?" tanya Bu Rina to the poin, saat Pak Adi sudah duduk di hadapannya.

"Menjauhkan? Bukankah kalian memang sudah sangat jauh?" balas Pak Adi.

Dari raut wajah kesal Bu Rina, tersirat sebuah kesedihan saat mendengar sindiran dari Pak Adi. "Jawab saja apa susahnya. Aku juga berhak tau tentang dia."

Pak Adi menganggukkan kepalanya beberapa kali, lalu kembali membalas, "Oo, jadi kamu masih ingin tau? Padahal kamu sendiri yang menyia-nyiakan dia."

Bu Rina mendengus kesal, ia sedikit menggebrak meja sembari menatap tajam Pak Adi. Berharap Pak Adi segera menjawab pertanyaannya. "Cukup, Adi! Jawab saja pertanyaanku, kenapa kamu merubah identitas Saga tanpa persetujuanku sebagai ibunya?!"

"Ibu? Pantaskah kamu disebut Ibu? Ibu mana yang tega menelantarkan putranya demi kekasih gelapnya?" Pak Adi membalas tatapan tajam Bu Rina tidak kalah tajam.

Bu Rina terdiam, ia sadar akan kesalahan yang sudah ia perbuat di masa lalu. Dan kini, Bu Rina sudah menyesal, terlebih saat sudah bertemu dengan Arga. Sama seperti naluri seorang ibu pada umumnya, ia juga ingin memeluk putranya, putra yang sudah ia tinggalkan sejak lama.

Melihat reaksi Bu Rina, Pak Adi pun memutuskan untuk menjelaskan. "Asal kamu tau, bukan aku yang merubah identitas Saga, tapi ibumu sendiri. Ibu merubah nama Saga Narendra Aditama menjadi Arga Mahendra Aditama. Bahkan Ibu juga membawa dia pergi ke Kalimantan. Kamu tau apa alasannya?"

"Ibu marah?" kata Bu Rina memastikan.

"Ya, Ibu sangat marah," sahut Pak Adi membenarkan, "disaat usia Arga baru 1 tahun, kamu sudah meninggalkan dia. Bahkan Arga sampai terpaksa minum susu formula hanya karena perbuatanmu itu. Dan sialnya, Ibu juga menganggap aku sama sepertimu, padahal saat itu aku sedang mengalami musibah."

Pak Adi pun kembali melanjutkan, "Lebih dari 20 tahun Arga tumbuh tanpa kasih sayang orang tuanya. Bertahun-tahun aku juga kesulitan mencari dia, sampai akhirnya aku mendapat kabar jika dia ada di Kalimantan. Sayangnya Ibu sudah terlanjur menganggap aku buruk, sampai semua yang aku berikan untuk Arga selalu ditolak. Sebesar itu dampak dari perbuatanmu, Rina. Bahkan aku yakin, kamu pasti tidak tau jika Ibu sudah meninggal."

Bagai disambar petir di siang bolong, tubuh Bu Rina tiba-tiba menegang. Matanya yang mulai merah itu menatap Pak Adi tidak percaya. "Ka-kamu jangan bohong, Adi."

Hidden Wound : People with Mental DisordersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang