Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl• • • • •
Di sebuah ruangan bernuansa putih, Arga beserta timnya baru saja selesai mengadakan meeting bersama rekan bisnis baru. Mereka saling berjabat tangan setelah mencapai kesepakatan bersama, berharap kerjasama yang terjalin akan berjalan sesuai harapan.
"Terimakasih atas kerjasamanya, Pak Bram," ucap Arga saat berjabat tangan dengan rekannya.
"Terimakasih kembali atas kepercayaannya, Pak Arga," balas Bram sembari tersenyum ramah pada Arga.
Bram bukan seorang CEO seperti Arga, melainkan seorang Manager dari salah satu model terkenal bernama Lucia. Arga menjalin kerjasama bersama mereka dengan tujuan untuk menunjang pemasaran produk, dengan begitu produk fashion desain terbarunya akan lebih cepat dikenal banyak orang.
Difitnah oleh konsumen lamanya, tidak membuat Arga jatuh terpuruk berlarut-larut, ia malah semakin gencar untuk membuktikan jika isu yang mereka buat itu salah. Mungkin itulah hikmah dari hidup mandiri sejak dini, pola pikir Arga menjadi lebih matang.
"Sekali lagi maaf Pak, Lucia tidak bisa menemui Anda hari ini," ucap Bram tak enak hati.
Dalam menjalin kerjasama di dunia bisnis, pihak yang bersangkutan memang harus hadir dalam sebuah pertemuan. Sayangnya, jadwal pertemuan hari ini bentrok dengan jadwal photoshoot Lucia, sehingga Lucia berhalangan hadir dan diwakilkan oleh manager-nya saja.
"Tidak apa-apa, masih ada kesempatan dilain waktu," sahut Arga memaklumi.
"Terimakasih banyak atas pengertiannya Pak. Kalau begitu, saya pamit pergi, jadwal Lucia cukup padat hari ini," ucap Bram sembari sedikit membungkuk hormat.
"Silahkan, mari saya antar," sahut Arga.
Mereka pun segera beranjak keluar dari ruangan itu. Sesuai yang Arga katakan, ia benar-benar mengantarkan Bram sembari berbincang ringan. Arga memang begitu, setiap selesai mengadakan pertemuan dengan rekannya, ia akan selalu mengantarkan hingga pintu utama kantor, sebagai bentuk rasa hormat.
Setelah Bram benar-benar pergi, Arga segera berbalik, ingin menuju ruangannya kembali. Namun, di tengah perjalanan, asisten-nya menghampiri.
"Maaf, Pak. Pak Alvaro dan Pak Zidan sudah menunggu di ruangan Anda," ucap asisten-nya memberitahu.
"Sudah berapa lama?" tanya Arga, tanpa menghentikan langkahnya.
Asisten yang masih mengikuti langkah Arga itupun menjawab, "Sekitar 30 menit, Pak."
"Baiklah, kamu bisa kembali bekerja," ucap Arga yang langsung dipatuhi oleh asisten-nya.
Beberapa saat menaiki lift, menuju ruangannya yang ada di lantai 15, pada akhirnya Arga disambut oleh pemandangan yang cukup membuatnya menghela nafas. Bagaimana tidak, Alvaro dan Zidan yang masih sama-sama mengenakan pakaian kantor itu berlagak seperti sang pemilik ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Wound : People with Mental Disorders
Romance📌 FOLLOW SEBELUM BACA 📌 Sequel "Takdir si Kembar" 📌 End - Part Lengkap Ini tentang Arga Mahendra Aditama. Laki-laki yang tanpa disengaja bertemu dengan seorang gadis yang merupakan pasien rumah sakit jiwa. Mel Ayra Latifah. Gadis yang di mata or...