Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl• • • • •
Seperti yang sudah disepakati, saat weekend tiba, Arga benar-benar datang ke rumah sakit jiwa bukan hanya untuk bertemu Mel, tapi sekaligus bertemu Damar.
Sekitar pukul 9 pagi, dengan pakaian santai ala geng motor, Arga sudah tiba di sana. Sembari mendorong troli yang berisi makanan ringan untuk para pasien, tangan kiri Arga digelayuti oleh Mel yang sedang mode posesif.
"Pergi kalian! Jangan pegang-pegang!" teriak salah satu pasien perempuan.
Arga mengernyitkan keningnya saat akan melewati Pasien itu. Jika dilihat-lihat, usianya tidak jauh berbeda dari Mel. Penampilan Pasien itu memang sangat acak-acakan, rambutnya saja sudah seperti singa, sepertinya Pasien itu mengalami trauma berat.
"Dia siapa Mel?" tanya Arga.
"Murid baru," sahut Mel sembari mengeratkan cengkraman tangannya pada lengan Arga. "Mel gak suka dia, Ayang. Jangan deket-deket!"
Arga kembali mengernyitkan keningnya, baru kali ini Mel terlihat tidak nyaman dengan sesama Pasien di sana. "Gak suka kenapa? Dia kan temen baru kamu."
"Dia teriak-teriak terus. Berisik tau," sahut Mel dengan wajah cemberut.
Arga terkekeh pelan dibuatnya. Padahal Mel sendiri juga sering berteriak, bahkan melakukan hal yang membuat para suster pusing tujuh keliling, namun tidak ada rasa bersalah sedikitpun. Namanya juga pasien gangguan jiwa.
"Dipegangin mulu ayangnya. Udah kayak mau terbang aja," ledek Damar yang baru saja tiba, mengalihkan perhatian mereka.
"Abang!" Mel beralih memeluk Damar dengan erat, seperti sepasang kakak adik yang sudah lama terpisah, padahal dalam satu minggu ini Damar rutin menjenguknya.
"Adek Abang lagi ngapain?" tanya Damar.
"Nemenin Ayang," sahut Mel sembari beralih merangkul lengan Arga lagi.
Damar pun terkekeh melihat betapa manja dan posesifnya Mel. Melihat troli yang masih berisi beberapa snack, Damar pun beralih pada Arga. "Lo sering bagi-bagi snack?"
"Gak juga. Cuma setiap weekend doang," sahut Arga.
"Itu mah kegiatan rutin namanya," celetuk Damar.
Arga hanya terkekeh singkat tanpa menjawab. Arga memang tidak terlalu suka membahas perihal kegiatan berbaginya pada orang lain. Bukan apa-apa, Arga hanya tidak ingin dipuji, selama ini Arga melakukannya dengan ikhlas. Ada kebahagiaan tersendiri yang Arga rasakan, saat melihat betapa senangnya para pasien di sana. Sama seperti saat momen berbagi pertama kali bersama Via dan Caca dulu.
Setelah ditemani Damar membagikan seluruh snack yang Arga bawa, mereka segera menuju salah satu gazebo di sana. Disaat Arga dan Damar hanya diam saja, lain halnya dengan Mel yang bergerak ke sana ke mari sesuka hatinya. Sesekali Mel juga saling lempar dengan pasien lainnya, hingga Arga ataupun Damar harus turun tangan untuk menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Wound : People with Mental Disorders
Romance📌 FOLLOW SEBELUM BACA 📌 Sequel "Takdir si Kembar" 📌 End - Part Lengkap Ini tentang Arga Mahendra Aditama. Laki-laki yang tanpa disengaja bertemu dengan seorang gadis yang merupakan pasien rumah sakit jiwa. Mel Ayra Latifah. Gadis yang di mata or...