Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl• • • • •
"Pergi bajingan! Pergiii!!"
Teriakan Mel terdengar hingga keluar ruang kamarnya, meskipun kondisi pintunya masih tertutup rapat. Di depan pintu, ada seorang Gadis berpakaian seragam pasien rumah sakit jiwa. Gadis itu mengintip dari celah gorden yang menutupi jendela kaca.
Brak.. Brak.. Brak..
Gadis itu menggedor pintu kamar Mel dengan kencang, seperti seseorang yang sedang marah. Ia terus mengulanginya berulang kali, bahkan semakin lama temponya semakin cepat.
"Pergi!" teriak Mel dari dalam sana.
Gadis itu sama sekali tidak menghiraukan teriakan Mel, Ia terus saja menggedor. Hingga akhirnya dua perawat laki-laki datang menghampirinya. "Ada apa, Desi?" tanya salah satunya. Laki-laki bertubuh kurus itu segera mencengkram tangan Gadis itu, agar berhenti menggedor pintu.
Pasien yang dipanggil Desi itupun memberontak secara spontan, meskipun tidak terlepas dari cengkraman si Perawat. "Dia teriak-teriak terus! Berisik!"
"Yaudah, Desi balik ke kamar ya. Biar kita yang ngomong sama Mel," ucap Perawat berkacamata bening, berusaha membujuk.
"Gak! Suruh dia diem dulu!" sahut Desi membantah.
Desi ingin berusaha menggedor pintu itu lagi, untungnya sudah lebih dulu ditahan oleh Perawat yang memegangi tangannya. Sedangkan di dalam sana, Mel juga masih berteriak histeris. Dan Perawat berkacama itu berusaha membuat pintu kamar Mel.
"Kenapa? Gak bisa dibuka?" tanya Perawat yang masih berusaha mengendalikan amukan Desi. Keningnya mengernyit bingung karena temannya tidak kunjung membuka pintu kamar Mel.
"Iya. Kayaknya macet. Atau ... dikunci dari dalam," sahut Perawat berkacamata sembari terus berusaha membuka pintu itu.
"Dobrak aja."
Perawat berkacamata itu terdiam sejenak, menatap pintu, kemudian mengintip dari sela gorden. Melihat kondisi kamar yang sudah acak-acakan, Ia tidak ada pilihan lain selain mendobrak pintu itu.
Brak..
Bersamaan dengan pintu yang terbuka, Mel berteriak, "Aaa! Pergi! Jangan ganggu aku!" Tubuhnya beringsut ke lantai, kedua tangannya pun mencengkram kuat rambutnya sendiri.
"Diam! Jangan berisik!" bentak Desi.
Mel yang masih mencengkram kuat rambutnya itu menggeleng dengan kuat, dengan posisi menunduk. "Pergi bajingan! Pargii!"
Melihat kondisi Mel yang benar-benar kacau, Perawat berkacama itu mulai mendekatinya. "Mel," panggilnya dengan lembut.
Mel terdiam, Perawat itu bisa melihat jika tangan kiri Mel terlihat bergerak turun. Berhubung pasien pengidap gangguan jiwa sering bergerak secara tiba-tiba, Perawat itu mendekat sembari waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Wound : People with Mental Disorders
Romance📌 FOLLOW SEBELUM BACA 📌 Sequel "Takdir si Kembar" 📌 End - Part Lengkap Ini tentang Arga Mahendra Aditama. Laki-laki yang tanpa disengaja bertemu dengan seorang gadis yang merupakan pasien rumah sakit jiwa. Mel Ayra Latifah. Gadis yang di mata or...