🦥 | 26. MEMBUKA HATI

612 71 2
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Seperti yang sudah Mel buktikan, berdamai dengan masa lalu itu menenangkan hati. Arga juga ingin merasakan hal serupa, ia ingin hidup tanpa bayang-bayang rasa sakit dari masa lalunya, tanpa rasa dendam, dan memaafkan kesalahan Bu Rina yang sudah disesali.

Selain Mel, Bu Tiwi juga ikut serta membujuk Arga, seperti yang Caca katakan. Dan kini, Bu Tiwi sedang menemani Arga menemui Bu Rina yang masih dirawat di rumah sakit.

"Tante," sapa Juna, saat Bu Tiwi masuk ke ruangan Bu Rina dirawat.

Bu Tiwi tersenyum ramah pada mereka berdua, detik berikutnya ia menoleh ke belakang, helaan nafas pun keluar secara spontan, ketika Arga tidak kunjung masuk. Dengan sabar ia kembali keluar, meraih dan menarik pelan pergelangan tangan Arga.

Saat masuk, Arga sempat melirik Juna dan Bu Rina yang tersenyum senang melihat kedatangannya. Dan sisanya, ia terus menunduk, berperang dengan isi hati dan logika yang berlawanan. Hatinya ingin mencoba menerima, namun logikanya menolak, Arga sendiri sampai bingung harus mengikuti yang mana.

"Gimana keadaan kamu, Rin?" tanya Bu Tiwi.

"Sudah lebih baik," sahut Bu Rina, meskipun nyatanya keadaannya sangat lemah.

Arga masih tetap diam, meskipun hanya melirik sekilas, namun Arga juga sadar jika tubuh Bu Rina jauh lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu. Wajah pucat pasinya pun tidak luput dari perhatian Arga, mengundang rasa iba di hatinya.

"Maaf ya, Mas Adi gak bisa ikutan jenguk, dia keluar Kota soalnya," ucap Bu Tiwi.

Bu Rina mengangguk singkat dan menjawab sembari melirik Arga, "Iya, gakpapa, yang penting kalian semua sehat."

Di tengah perbincangan Bu Tiwi dan Bu Rina, seorang Suster masuk membawakan makan siang untuk Bu Rina. "Permisi, maaf mengganggu. Ini, saya bawakan makan siang. Dimakan ya, supaya nanti Dokter bisa langsung kasih obat," kata Suster itu.

"Makasih, Suster," ucap Juna, membuat Suster itu mengangguk dan segera pamit pergi.

Melihat makanan yang Suster tadi letakkan di atas nakas, seketika sebuah ide melintas dalam benak Bu Tiwi. Ia mengambil makanan itu sembari berkata, "Biar Arga yang suapin."

Tentu saja Arga terkejut, ia juga menolak saat Bu Tiwi ingin meletakkan piring itu di tangannya. Namun Bu Tiwi tidak menyerah, ia terus memaksa Arga sembari memberi kode agar Arga menurut.

Reaksi Arga itupun membuat Juna berpikir. "Ma, Juna keluar dulu ya, mau beli rokok," katanya, dan langsung diangguki oleh Bu Rina.

Arga kembali terdiam saat Juna melewati dirinya, ia merasa jika Juna sengaja pergi, agar dirinya tetap menyuapi Bu Rina. Hingga akhirnya, senggolan Bu Tiwi membuyarkan lamunannya, ditambah Bu Tiwi kembali mengode untuk yang kesekian kali.

Hidden Wound : People with Mental DisordersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang