🦥 | 04. KEHADIRAN DAMAR

642 79 4
                                    

"Tuhan memang adil. Disaat banyak orang yang menjauh dan memandangku dengan sebelah mata, Tuhan masih mengirimkan orang baik untukku."

~ Mel Ayra Latifah ~



Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Di jam istirahat kantornya, Arga memutuskan untuk datang ke rumah sakit jiwa. Bukan hanya karena menyempatkan waktu untuk menjenguk Mel, tapi juga karena ingin makan siang bersama Mel. Mungkin orang lain akan mengira Arga itu berlebihan, tapi bagi Arga berada di dekat Mel itu menyenangkan.

Jika biasanya Arga selalu disambut Mel dengan antusias. Namun, kali ini dengan jarak yang masih cukup jauh, Arga disambut dengan pemandangan yang berbeda, di mana Mel sedang bicara dengan Pria lain. Arga mengernyitkan keningnya, dilihat dari interaksi mereka berdua dapat disimpulkan jika mereka sangat dekat. Tapi, siapa Pria itu?

"Ayang!" Mel memanggilnya sembari melambaikan tangan sangat antusias.

Meskipun Mel terus melambai dan berakhir berlari mendekatinya, pandangan Arga tetap tertuju pada Pria itu. Pria yang berpenampilan santai, mengenakan baju kaos lengan panjang, dengan gaya lengan bajunya sedikit ditarik ke atas, hingga memperlihatkan pergelangan tangannya. Dipadukan dengan celana jeans hitam, serta sepatu kets putih. Dengan gaya rambut crew cut, yaitu potongan tipis di sisi kanan, kiri, dan belakang, serta rambut bagian atas yang tidak terlalu panjang, tapi tetap bervolume.

Sama halnya seperti Arga, Pria itu juga memperhatikan Arga. Melihat penampilannya yang rapi, membuat Arga berpikir jika Pria itu bukan orang biasa.

"Ayang," panggil Mel lagi.

Arga tidak menghiraukan panggilan Mel yang sudah berada di dekatnya. Ia masih sibuk saling memperhatikan dengan Pria itu, bagaikan robot yang saling memindai satu sama lain.

"Ayang!" pekik Mel merasa kesal.

Arga tersentak kaget dan segera beralih menatap Mel. "Ah, iya, kenapa?"

Melupakan rasa kesalnya, Mel langsung tersenyum sumringah saat Arga menatapnya. "Ayang bawa apa?" tanyanya sembari beralih menatap paper bag yang Arga bawa.

"Makan siang. Kamu belum makan kan?" balas Arga bertanya.

Mel mengangguk dengan cepat, lalu menarik pergelangan tangan Arga, mendekat ke arah Pria tadi. "Ayo makan bareng Abang."

"Abang?" batin Arga, Ia kembali menatap Pria tadi, apa mungkin dia kakak Mel yang pernah Mel ceritakan dulu.

"Ayang Mel bawa makanan banyak. Ayo makan, Bang," ajak Mel sembari menarik pergelangan tangan Pria itu juga.

Hidden Wound : People with Mental DisordersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang