MARYAM nama ibuku," tutur Wafir. "Sedangkan aku tak tahu nama dan muka bapakku. Satu hal yang kutahu, bapakku adalah seorang pendosa."
Ketika matahari mulai menerbitkan cercahan sinar, benang kuning yang membelah cakrawala semakin berpendar. Embun-embun yang menempel di antara dedaunan Distrik Timur berjatuhan, digoyangkan angin sepoi-sepoi yang merambati tiap jengkal hutan. Denting lonceng angin di teras pondok menyahut perkataan Wafir tentang ibunya yang bernama Maryam. Aroma teh hijau yang menghiasi asap dari cangkir kosong, menguar menemani Wafir yang beranjak.
Ia mengenakan jubah putih kebanggaan Imam miliknya. Setelah menyesap habis teh buatan sang istri, lalu menceritakan tentang ibunya, ia pamit. Ia mendapat panggilan dari Pak Badri untuk menemuinya di desa sebelah, tempat tinggalnya. Karena itu, Wafir terburu untuk meninggalkan Rika seorang diri. Tadi, Wafir sempat bercerita tentang ibu dan bapaknya setelah mendapat cecaran pertanyaan meskipun itu dijabarkan secepat embus angin. Sayangnya, dia tak menyadari.
Maryam juga nama ibu Khrisna.
Andai Wafir tahu segala rahasia tentang Muhammad, Malik II, Iblis, Surga, dan Khrisna, ia pasti sanggup untuk menggambarkan peta persoalan. Bagaimana cerita akan berakhir. Namun, tak ada yang menyadari, termasuk Khrisna itu sendiri. Ia tak menahu bahwa kakek yang selama ini ia bangga-banggakan dan yang telah menyelamatkan seluruh tentara di Surga adalah Muhammad, Malik I. Karena itu, perjalanan Wafir masih begitu panjang hingga ia sendiri tiada mengira apa yang akan menghampirinya sebentar lagi.
Wafir bergegas meninggalkan pondok yang tiada menahu itu milik siapa. Namun, sebelum kakinya mulai menjejak keluar, ia melesat kembali ke sang istri yang masih duduk di atas dipan. Seraya memegangi perut sedari tadi sebab bagian dari sang suami sudah berada di dalamnya, ia dikejutkan Wafir yang tiba-tiba mengecup bibirnya. Wafir memeluk erat-erat sebelum berpisah untuk seharian. Bahkan pelukannya baru dilepas setelah menggandeng hingga ambang pintu.
Wafir pun melepas untaian jemari dari tangan Rika seraya menyunggingkan senyum hangat. Ia ingin Rika bersabar untuk sebentar saja sebab di tengah badai Penjaga Neraka ini, ada surga kecil yang Tuhan hadiahkan untuk mereka berdua. Namun—!
Wafir langsung dihantam oleh pria yang jatuh dari langit.
Benar! JATUH DARI LANGIT! Rika terperanjat dan meneriakkan nama sang suami secara spontan. Ia langsung mendekat untuk menolong, tetapi langkahnya terhenti setelah menyaksikan sosok pria yang menghantam Wafir. Ketika kepulan asap bercampur becek air di atas tanah gambut menghilang, Rika tak berani untuk mendekat lebih jauh. Meski ia kasihan kepada sang suami, tetapi ia tak mampu berkutik jika ditemui oleh sosok itu: Imam Badri.
Ia menindihi dengan kaki kanan dan tangannya mencekik leher belakang Wafir. Seperti orang kesetanan, raut mukanya berurat serta wajahnya memerah. Bibirnya meringis layaknya singa yang hendak menerkam kijang buruan. Bahkan, Pak Badri tak kasihan kepada Wafir yang beratnya berkali-kali lipat lebih kecil daripada dirinya.
Pak Badri tentu tidak lupa bahwa dirinya adalah seorang tentara, baik di kehidupan sekarang bahkan sebelum Surga. Di usia kepala empat, tangan dan kakinya begitu kokoh digurati otot. Kulitnya coklat legam, halus tanpa bulu. Seorang tentara harus rapi dan selalu muda. Dia tidak bohong. Dengan tubuh gahar dibalut seragam loreng hijau dan mantel putih kebanggaan Imam, Pak Badri benar-benar sangat menyeramkan. Apalagi dia adalah Imam terkuat kedua setelah Pak Ibrahim. Tentu, Wafir dan Rika akan tewas seketika jika harus berhadapan dengan tangan kosong dengan Pak Badri.
"Dasar lamban! Anak zaman sekarang begitu manja! Mentalnya lelet dan tidak menghargai waktu! Pada zamanku, kami harus berjalan dari satu kota ke kota lainnya dengan jalan kaki dan tidak boleh terlambat! Berbeda dengan kau kini! Aku hanya menyuruhmu untuk ke desa sebelah, tapi kau tak lekas datang! SAMPAH!" cecar Pak Badri, menguatkan tindihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Servant and The Nineteen Wardens of Hell
Fantasy[Reading List WattpadfantasiID Januari 2024] Diculik sebagai tumbal, Wafir---bocah naif yang selamat dari tenggelamnya separuh daratan bumi---harus membebaskan diri dari perbudakan untuk selamat dari kejaran 19 Penjaga Neraka. *** Di masa depan, kau...