Surga, 1 Syawal 1500 H
TAKBIR berkumandang di langit fajar bersamaan dengan jutaan orang yang bersujud kepada Tuhannya di bawah hari yang fitri.
Sebulan setelah perang besar yang menghancurkan Surga dan Neraka. Semua orang telah melaluinya penuh dengan usaha berupa lapar, dahaga, kelelahan, darah, dan segala pertobatan. Hingga pada pagi ini, semua perjuangan terbayar lunas. Lembaran baru terbuka dan semua dosa diampuni. Inilah hari kemenangan yang sebenar-benarnya bagi orang beriman.
Warna putih menghampar luas di pelataran Distrik Utara. Mereka beribadah untuk merayakan kemenangan selama sebulan lalu. Penduduk yang masih selamat berkisar seperempat populasi. Mereka hidup dengan harta benda yang tersisa di Distrik Utara yang telah kembali ke pulau semula.
Tak ada satu pun anak buah Iblis yang hidup. Ketika ia ditarik oleh 19 Penjaga Neraka ke dalam neraka, semua nyawa bawahannya meregang sebab ikut terseret ke dalam neraka. Sementara itu, para orang yang sudah bertobat masih mengandung nyawa. Mereka hidup normal sebagaimana orang biasa. Tidak ada kekuatan yang tersisa, kecuali apa yang diberikan Tuhan kepada hambanya.
Muhammad tak lagi bisa memanipulasi ruang. Ia membantu putranya, Malik II, dalam membangun kembali Surga yang hancur. Ia juga mendidik Khrisna menjadi seorang calon penerus yang baik. Dan membantunya untuk mendekati calon istrinya.
Ketika peperangan sebulan lalu, Khrisna melindungi putri Pak Luth yang hampir tewas di kawasan Distrik Selatan, Fatima. Gadis itu akhirnya mau membuka hati setelah cintanya tertolak oleh Wafir. Namun, ia senang ternyata masih ada lelaki yang baik dan mirip seperti Wafir, yaitu putra dari Malik itu sendiri, Khrisna. Pak Luth pun senang hati menerima lamaran dari keluarga Malik dan bersiap melaksanakan pernikahan.
Sementara itu, Sodom meminta agar hukumannya telah mencabuli banyak pria di masa lalu untuk ditegakkan. Ia dicambuk seratus kali di depan semua orang. Pak Romo adalah eksekutornya sebagai pemain senjata cambuk terbaik di antara tentara lain. Setelah itu, dalam bimbingannya ia akan mengajari bagaimana kebaikan harus diamalkan, termasuk dalam bantuan Hasbie putranya. Hasbie sangat senang sebab bisa membantu abang Wafir dari Yerussalem ini. Dia bisa belajar Bahasa Arab sedikit setidaknya.
Lalu di Distrik Timur, Diyah akhirnya bisa meraih mimpinya dengan menikahi Pak Badri. Hati Pak Badri akhirnya luluh setelah mendapat permintaan dari Wafir, yang telah menyelamatkannya saat pertarungan sebulan lalu. Ray dan istrinya beserta Pak Goldy menjadi saksi pada pernikahan tersebut. Dan mereka juga senang setelah Ray diangkat menjadi Imam menggantikan Wafir yang telah kehilangan kekuatannya.
"Wafir, tidak perlu takut." Pak Ibrahim menggandeng Wafir setelah beribadah bersama penduduk Surga di tanah lapang.
"Bapak, aku takut Pak Imron akan memarahiku setelah tahu aku menghamili putrinya. Aku kini bukan seorang Imam. Aku tidak memiliki kekuatan Penjaga Neraka. Aku hanya seorang lelaki lemah yang tidak ada artinya. Tentu, dia tidak akan menerimaku." Wafir sudah memanggil Pak Ibrahim sebagai bapaknya. Mereka tinggal bersama setelah Pak Ibrahim mengangkatnya sebagai anak, apalagi setelah semua putranya meninggal dunia.
"Tidak perlu takut, Wafir. Kau adalah orang Utara. Rika pasti masih mencintaimu dengan predikat yang mulia seperti ini."
Pak Ibrahim pun berhasil meyakinkan Wafir. Mereka akhirnya mau mendatangi rumah sederhana yang ada di ujung gang. Itu rumah Rika dan bapaknya. Wafir akan mengatakan semuanya hari ini kepada mertuanya, tentang kehamilan Rika dan semuanya.
Wafir mengetuk pintu agak ragu. Namun, senyuman Rika yang berbinar-binar ketika menemui suaminya, langsung mengobati ketakutan di hati Wafir. Ia pun memberanikan diri menatap Pak Imron yang sudah menekuk bibir ketika melihat Wafir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Servant and The Nineteen Wardens of Hell
Fantasy[Reading List WattpadfantasiID Januari 2024] Diculik sebagai tumbal, Wafir---bocah naif yang selamat dari tenggelamnya separuh daratan bumi---harus membebaskan diri dari perbudakan untuk selamat dari kejaran 19 Penjaga Neraka. *** Di masa depan, kau...