48 | Heaven and Hell

64 11 0
                                    

SEISI NERAKA tiba-tiba bergetar, sedangkan Surga tenggelam melintang ke dalam laut. 

Demi Tuhan, Iblis tidak mengingkari janji. Ia bahkan tersentak dalam ketidaktahuan. Gempa ini bukan diguncang oleh kekuatannya. Neraka berjatuhan dan dalam hitungan menit, dinding raksasa tersebut menjadi reruntuhan. Teriakan melolong di mana-mana, dikeluarkan oleh Fasadun dan tentara Surga. Bahkan, tangisan Rika beserta amukan Ray berhenti sejenak.

Langit malam memayungi Neraka yang telah hancur. Apalagi teriakan dari Distrik Utara menggelegar hingga menabuh gendang telinga para tentara. Mereka bergelayutan di antara rumah-rumah dan batuan yang tetap kokoh. Orang tua memegang anaknya kuat-kuat, sedangkan mereka melupakan segala harta benda pada hari itu. Mereka meneriakkan pertanyaan yang sama: apa yang sedang terjadi!?

Di kejauhan langit, sesosok pemuda yang berwujud layaknya iblis bertengger di pucuk Neraka. Kulitnya hitam, matanya hitam, kecuali pupilnya menyala merah. Tanduk, taring, dan ujung ekornya tajam seperti monster yang haus darah. Semua orang terintimidasi oleh kehadiran makhluk itu, termasuk Iblis itu sendiri. Lalu tiba-tiba—

Sosok mengerikan itu melesat ke hadapan Iblis, lalu mencakarnya dari muka hingga perut. 

Iblis berteriak kesakitan. Ini pertama kalinya ada makhluk yang bisa mendaratkan luka pada badannya. Ia mengutuk makhluk misterius itu.

Hingga Rika menyadari bahwa makhluk itu adalah orang yang tidak asing bagi hidupnya. Itu Wafir. Namun, ia sudah kehilangan akal sepenuhnya. Sama dengan pembantaian di Neraka 28 hari lalu.

Rika berupaya mendekat, tetapi Sodom tiba-tiba membawanya pergi. "Jangan nekat! Wafir bukanlah suamimu yang kau kenal. Kau kini mengandung anaknya, dengan kata lain itu keponakanku. Aku akan melindungimu dari sini!"

"Tidak mungkin! Mengapa kau tega mengatakan itu kepada Mas Wafir. Dia pasti mengingatku!"

Sodom menggeleng. "Aku pun berharap demikian, tetapi kami para Penjaga Neraka tingkat atas, normalnya memiliki darah iblis yang semakin kental bersamaan semakin kuat kami. Dengan tewasnya Wafir, iblis penguasa di dirinya akhirnya bebas, dan membalas dendam."

"Benar-benar gila! Lantas, bagaimana kita mengembalikan kesadarannya?"

"Tidak ada. Wafir sudah mati."

Perkataan Sodom benar adanya. Ketika Iblis membalas luka yang ditorehkan Wafir, ia langsung menahannya semudah mencengkeram tangan bayi. Setelah itu, dengan tangan lainnya, Wafir mendorong Iblis dengan kekuatan tekanannya. Iblis pun terpental jauh, menghantam tembok dan dinding tanpa terhenti.

Wafir masih meneruskan amarahnya. Dengan kekuatan getaran, ia mengguncang bumi sedahsyat-dahsyatnya. Setelah itu, dengan kekuatan tekanan, ia menaikkan air laut dengan gelombang setinggi puluhan meter. Ia menaikkan air laut layaknya tsunami ganas dan menghancurkan apa pun yang dilaluinya. Bersamaan dengan kekuatan petir, ia menurunkan badai yang mengamuk dengan halilintar menyambar-nyambar beserta tornado yang mengamuk tak karuan di berbagai tempat.

 Bersamaan dengan kekuatan petir, ia menurunkan badai yang mengamuk dengan halilintar menyambar-nyambar beserta tornado yang mengamuk tak karuan di berbagai tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Servant and The Nineteen Wardens of HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang