LAUTAN yang memisahkan Neraka menciut dan terus tergerus.
Selepas tarawih di malam pertama Bulan Ramadan, Wafir tak bisa-bisanya berhenti membaca kitab suci dengan suara merdunya. Seakan mendengar lantunan kesedihan, tetapi ada harapan manis terciprat di antaranya. Dia duduk menyendiri di ujung dermaga, memandangi Neraka yang memancang dari kejauhan. Di dalam situasi gelap yang melahap-lahap, Wafir membiarkan dirinya tenggelam dari ribuan munajat yang dikuatkan.
"Salamun, qawlammirobbirahim." ("Kedamaian diucapkan oleh Tuhanmu yang Maha Penyayang.")
"Perkataan itu diucapkan oleh Tuhan kita ketika seseorang masuk ke dalam Surga nanti." Muhammad memutus bacaan Wafir. Ia menerangkan kalimat yang barusan dibaca Wafir.
"Malik Muhammad, silakan. Saya sudah selesai membaca."
Muhammad duduk di samping Wafir. "Bagaimana dengan keadaan lautnya? Apakah semakin berkurang?"
Wafir mengangguk. "Bapakku sepertinya benar-benar ingin membunuh kita semua. Ia terus mendekatkan Neraka ke Distrik Utara." Wafir memanggil Iblis sebagai Bapak sekarang. Ia merasa bersalah terus-menerus sebab bapaknya sendiri yang menyebabkan kekacauan bagi Surga.
"Sepertinya kita harus menyerang Neraka, sesuai rencana awal. Kita sudah menyiapkannya selama 28 hari."
Wafir mengembuskan napas berat. "Haruskah kita menyerang Neraka, Malik?"
Muhammad tersenyum, lalu mengelus rambut Wafir. "Tidak perlu khawatir, Nak Wafir. Meskipun kemungkinan kita tewas saat menyerang Neraka, kita setidaknya tidak akan kehilangan semua orang. Kamu setidaknya pasti selamat."
"Karena aku adalah anak Iblis, ya." Wafir tersenyum masam.
"Kita lakukan saja sesuai rencana. Berkat kejadianmu di Neraka yang tiba-tiba mampu berubah menjadi wujud iblis, kamu sudah memberikan kekuatan yang besar untuk kita. Karena itu, kita masih ada kemungkinan untuk menang. Bersemangatlah!"
"Dan jika kita kalah, setidaknya Tuhan akan menyambut kita di Surga nanti."
Keduanya pun tersenyum, lalu kembali ke pemukiman sementara untuk penduduk Surga. Wafir mendirikan rumah-rumah dengan kekuatan kristalnya. Ia menggunakan wujud jamrud untuk merefleksikan wujud kehijauan dari tempat tinggal di surga. Mereka akan menyiapkan puasa pertama mereka besok pagi.
Setelah itu, mereka akan menyerang Neraka besok malam.
—
Utara, 7 Februari 0021
1 Ramadan 1500 H
SELEPAS MAGRIB, semua tentara menyantap daging panggang dengan singkat dan menutupnya dengan beberapa teguk air.
Semua sudah siap. Deru motor trail telah menggaung di bawah langit malam. Mereka tidak perlu memakai perahu untuk melintasi laut di antara mereka sebab Neraka benar-benar sudah mengurasnya. Hanya menyisakan daratan yang membelah di antara keduanya, menghubungkan Distrik Utara begitu jelas. Tidak ada keraguan lagi untuk melakukan serangan habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Servant and The Nineteen Wardens of Hell
Fantasy[Reading List WattpadfantasiID Januari 2024] Diculik sebagai tumbal, Wafir---bocah naif yang selamat dari tenggelamnya separuh daratan bumi---harus membebaskan diri dari perbudakan untuk selamat dari kejaran 19 Penjaga Neraka. *** Di masa depan, kau...