47 | The Deepest Pit of Hell

36 10 0
                                    

NERAKA begitu hijau layaknya berada sebenar-benarnya surga. Apakah ini sungguh jurang tergelap para pendosa?

Semerbak bau bunga-bunga segar terbawa embusan angin. Gemercik air dari sungai-sungai yang mengalir dan deburan air terjun berjatuhan memenuhi pendengaran. Samar-samar bunyi serangga dan katak mengorek di antara semak belukar. Rerumputan menghampar hijau layaknya permadani. Pemandangan ini persis seperti kitab suci menerangkan suasana surga. Apalagi di tengahnya ada singgasana yang terbuat dari dipan emas dan di atasnya dinaungi pohon yang rimbun berbuah segar.

Di atas singgasana itu, pria yang sudah tak asing di mata semua orang. Dia pria yang sama dengan sosok yang muncul di Surga ketika rapat di istana Malik. Ia duduk seraya memakan apel. Mata merahnya langsung terfokus kepada Wafir sebagai putranya. Ia tertawa ketika memandang orang-orang yang masuk ke tempatnya dengan raut waspada.

"Kenapa kalian begitu khawatir. Nikmatilah pemandangan di sini. Kalian sudah lelah sampai ke sini, apalagi setelah menghabisi seluruh 19 anak buahku." Iblis mengulurkan apel yang lain.

"Jangan sombong, kau! Kami tahu maksudmu semuanya!" Muhammad mengacungkan telunjuk, menjaga jarak dengan Iblis.

Iblis tersedak tawa. "Kau tiba-tiba saja berani membentakku setelah lama bertemu denganku. Ada apa ini, Muhammad? Apakah kau tiba-tiba berani seperti ini setelah tahu putraku berada di pihakmu dengan membawa kekuatan 19 Penjaga Neraka? Karena itu, kau sangat yakin bisa menang denganku?"

"Jaga mulutmu!"

Iblis pun mengangkat tangan. Wafir yang mengira Iblis akan menyerang Muhammad, langsung ikut mengangkat tangan untuk melawan serangan Iblis. Akan tetapi, tidak seperti dugaan. Lebih cepat daripada kedipan mata, Iblis tiba-tiba melancarkan serangan ke tangan kanan Wafir. Sangat cepat.

Sampai tangan Wafir putus dan terhempas jauh.

Wafir berteriak sekencang-kencangnya. "SAKIIIT!"

Muhammad pun langsung mendapatkan kembali tangan Wafir dengan portalnya. "Wafir, sambungkan lagi tanganmu dengan kekuatanmu!"

Semua orang pun terperangah. Mereka tak menyangka kekuatan Iblis sangat kuat. Memiliki kekuatan 19 Penjaga Neraka tidak menjadikan Wafir setara dengan Iblis. Bahkan, menganggap Wafir tidak akan dibunuh Iblis sebab dia adalah darah dagingnya, bukanlah dugaan yang akan terjadi.

Iblis dinamakan Iblis memang sebab dia tidak memiliki hati. Sampai semua orang mulai berubah menjadi mode serius. Masing-masing Imam mengeluarkan mode Gerbang.

"Gerbang Pusat!" Pak Goldy dan Malik II menyala kuning.

"Gerbang Selatan!" Pak Luth menyala jingga, begitu juga Rika. Secara mengejutkan keempat teman Wafir juga dapat menggunakan Gerbang. Darah Wafir semakin kuat dan beresonansi dengan kencang.

"Gerbang Barat!" Pak Romo menyala biru, begitu juga Hasbie.

"Gerbang Timur!" Pak Badri bersama Ray dan Diyah menyala hijau.

"Gerbang Utara!" Muhammad, Pak Ibrahim, dan Wafir menyala putih.

Dengan dinyalakannya kekuatan terbesar dari para tentara Surga, pertarungan yang sesungguhnya pun dimulai. Dimulai dari pihak Surga, mereka pun menyerang dengan kecepatan meningkat hingga seratus kali lipat.

Iblis pun hanya tersenyum. Ia tak memandang sebelas orang yang sedang menggempurnya sebagai ancaman. Ia masih bisa melacak semua pergerakan dan melawannya dengan mudah. "Aku bahkan tidak perlu bergerak dari sini!"

Iblis mengeluarkan 19 sulur dari punggungnya yang mewakiliki kekuatan masing-masing Penjaga Neraka. Sebab sangat berbahaya, Wafir mencoba untuk memecah pikirannya agar bisa membagi fokus kepada 19 sulur. Dia memiliki semua kekuatan Penjaga Neraka. Dengan kata lain, ia bisa menahannya.

The Servant and The Nineteen Wardens of HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang