36 | Hijrah

36 9 1
                                    

Satu jam sebelum Ramadan.

28 hari penantian telah cepat berlalu.

Surga sesepi kota-kota mati. Kala itu pukul lima sore dan tak ada seorang pun yang tampak baik di dalam maupun di luar surga. Tidak ada suara apa pun, hanya desau angin yang memburu melintasi sela-sela gedung dan gang perumahan. Bau mesiu menguar pekat dari seluruh pelosok Surga. Memang benar. 

Surga akan diledakkan satu jam lagi.

Penjaga Neraka mulai berdatangan dari portal-portal kecil yang muncul di beberapa penjuru Surga. Di timur laut pantai, dekat dengan Distrik Pusat dan Distrik Timur, Yatim (Penjaga Neraka gerbang mungkar nomor 3) bersiap menarik ombak. Kekuatannya ada hubungannya dengan air. Di hutan antara Distrik Pusat dan Distrik Barat, Killer (Penjaga Neraka gerbang keji nomor 1) bersiap dengan benih darah yang melayang di penjuru angkasa. Sementara itu, Zina (Penjaga Neraka gerbang keji nomor 2) muncul di hutan antara Distrik Pusat dan Distrik Timur. 

Wali, Thief, dan Sodom tak tampak keluar dari Neraka, termasuk empat Penjaga Neraka tingkat bawah gerbang keji: Jacob, Riba, Khamar, dan Sihir. Mereka memilih menunggu waktu hingga Neraka akan menghancurkan Surga. Satu jam lagi. 

Waktu terus berdetik, Penjaga Neraka termasuk Iblis curiga kepada situasi Surga yang sepi. Mereka awalnya mengira para penduduk Surga memilih pilihan pertama untuk meninggalkan Surga. Akan tetapi, dugaan tersebut patah ketika satu per satu Imam muncul di setiap pintu gerbang tiap Distrik.

Distrik Barat dipimpin oleh Pak Romo dan di sampingnya Hasbie menemani. Ia mengendarai limusin berkeliling dari ujung timur kota, menuju ke utara. Ketika ujung matanya menangkap sosok Killer di antara Distrik Pusat dan Distrik Barat, ia menyuruh putranya mengendarai limusin ke utara. Setelah itu, Pak Romo mengangkat handy talkie untuk mengabari Imam lainnya.

"Aku akan memimpin Distrik Barat ke arah utara. Di antara Distrik Barat dan Distrik Pusat, ada Penjaga Neraka Killer. Kuulangi, ada Killer."

Distrik Timur dipimpin oleh Pak Badri, ia ditemani oleh Ray dan Diyah. Ketika mereka melihat seorang wanita telanjang, yaitu Zina, berada di hutan antara Distrik Timur dan Distrik Pusat, mereka langsung berpindah ke arah utara. Apalagi setelah mendapat laporan dari Distrik Barat bahwa ada Killer di hutan antara Distrik Pusat dan Distrik Barat. Semua orang pun yakin untuk berfokus langsung ke arah utara.

"Distrik Timur akan menggunakan jalur utara. Di antara Distrik Pusat dan Distrik Timur terdapat Zina yang mengawasi. Kami akan mengikuti Distrik Barat ke utara."

Distrik Selatan dipimpin oleh Pak Luth yang bersiap di sisi selatan, di sisinya Rika dan bapaknya membantu, termasuk Khrisna yang menunggangi Kon. Muhammad memilih menemani cucunya di Distrik Selatan daripada bersama putranya di Distrik Pusat. Mereka yang ada di Distrik Selatan memilih mengarah ke selatan, bukannya ke utara. Ke mana mereka akan pergi sebab tidak ada apa-apa di selatan Surga?

"Tujuan pelarian kami aman ke selatan, tidak perlu menuju ke Distrik Pusat."

Distrik Pusat dipimpin oleh Malik II sendiri dengan didampingi oleh Pak Goldy. Mereka menerima laporan dari setiap distrik. Rencana mereka hanya akan berubah sedikit. Namun, tujuan mereka tidak berubah. Mereka akan menuju ke Distrik Utara.

"Baik, tunggu matahari tenggelam. Kita akan memulai rencana kita."

Namun, Pak Ibrahim tiba-tiba menyela laporan. Dia berada di luar Surga, sedang mengamati dari laut kejauhan.

Distrik Utara menjadi tujuan pengungsian seluruh penduduk Surga. Sebulan mereka sudah memperhitungkan segala kemungkinan dan mereka yakin Neraka tidak akan sampai menelan Distrik Utara. Pak Ibrahim tidak akan ikut pelarian dari daratan Surga ke Distrik Utara. Ia tetap berada di Distrik Utara, menunggu tiap penduduk sampai dengan selamat.

The Servant and The Nineteen Wardens of HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang