Gone Wrong

2 1 0
                                    

Siang sudah berganti menjadi sore.

Ini waktu yang berjalan cepat atau memang mereka yang sangat lamban?

Jika diingat-ingat lagi, memang saat membuat rencana saja, Tata memerlukan satu jam untuk berpikir dan satu jam berikutnya untuk berdebat dengan yang lain. Belum lagi waktu yang mereka habiskan diperjalanan.

Stella lagi-lagi menghela nafas. Keributan antara Carmen dan Tata terdengar jelas melalui bluetooth earphone ditelinganya.

Tapi bukan keributan itu yang ia harapkan. Melainkan aba-aba. Ia harus melakukan apa?

Bruk!

Sekonyong-konyongnya tubuh Davian jatuh dari atas meniban tubuh ringkih Stella.

"Aww!"

Davian membuka matanya. Ia menatap para preman yang berdiri di balkon tempatnya melompat tadi. "Ternyata gak sakit." Gumamnya pelan.

"Emh! Ming-gir!"

Davian menoleh terkejut saat tubuhnya didorong kuat dari bawah.

"Stella? Lo ngapain disini?" Cowok itu mendudukkan dirinya diatas rumput. Menatap Stella heran lalu menatap ke balkon itu lagi.

"Gawat!" Davian segera bangkit dan menarik tangan Stella. "Kita harus lari!"

"Hah?"

Stella yang masih mencoba meredakan sakit terpekik kaget saat tangannya ditarik kuat untuk berlari.

"Cepet Stel!"

Stella menggerutu sesaat lalu ganti dia yang menarik tangan Davian.

"Cok, lo dimana? Gue udah bareng Davian ini. Kita lagi dikejar."

Stella melirik sekilas tempat Viana dan para bodyguardnya bersembunyi. Ia segera berlari kearah mereka lalu memeluk Viana.

"Dav! Peluk dia."

"Hah?" Davian menatap aneh cewek itu yang kini memeluk paksa Viana.

"Kalau lo gak mau meluk dia, ya, meluk gue aja." Stella segera meralat ucapannya. Mengingat Viana adalah tunangan Hayden pastinya Davian tak mau memeluknya.

"Buat apa?"

"Lakuin aja!"

"Eh! ini kenapa, sih?" Viana memberontak dalam pelukan Stella. "Lepasin! Lo cewek kampungan temennya si freak Carmen jangan deket-deket gue!"

Para bodyguard Viana terlihat ingin maju dan membebaskan majikan mereka, namun terhenti saat melihat sebilah pisau terlempar dan hampir mengenai majikan mereka.

Viana yang sedang memberontak otomatis menghentikan aksinya. Mengabaikan Stella yang masih memeluknya dan Davian yang kini memeluk Stella sekaligus dirinya.

"Kalian ngapain? Gak liat mereka mau bunuh aku?!" Teriak Viana panik.

Kesepuluh bodyguard disekelilingnya dengan sigap berdiri melindungi ketiga orang itu.

Beberapa diantaranya menyerang balik preman bawahan bandar narkoba. Sedangkan sisanya berdiri membelakangi Viana, Stella dan Davian. Menjadikan tubuh mereka sebagai tameng.

Diam-diam Davian tersenyum kecil. "Licik." Bisik Davian ditelinga Stella.

••••

Carmen berjongkok dibatang pohon sambil memeluk ranting terdekat. Matanya terus mengikuti pergerakan Tata melawan 4 orang preman dengan mulut komat kamit.

"Lawan, Ta! Jangan takut!"

Jika dalam keadaan normal, tentu saja Tata akan mendamprat Carmen. Tapi sekarang situasinya sangat mencekam.

Cool Boy & Weird GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang