Be Accused

16 2 0
                                    

"Sumpah demi apa? Lo bener dibela sama si Hayday lo itu?" tanya Stella terkejut setelah mendengar cerita Tata.

Saat ini mereka sedang berada dikelas. Jam istirahat pertama seperti ini, biasanya mereka akan berada di kantin. Namun entah kenapa saat ini Carmen justru memilih menetap di kelas. Berakhir ke-3 temannya yang lain ikut-ikutan.

Jadilah mereka-minus Coki yang sedang ke kantin membeli makanan titipan mereka-sekarang bergosip di kelas yang kosong.

"Car! gue tanya, jawab dong." Stella mengernyit sebentar. Ada yang aneh dengan temannya yang satu ini

"Car? lo kesambet apa? Anabelle atau Valak?"

"Kesambet Nina bobo abis diancam ama bu Nina tadi." jawab Tata santai. "Eh, si Coki mana? lama bener."

Stella tak menanggapi. Ia terus memperhatikan Carmen yang kini merebahkan kepalanya diatas meja.

Ia merasa aneh pada temannya tersebut. Temannya yang biasanya ribut ini kini menjadi pendiam. Tanpa alasan yang jelas.

"Dia ke kantinnya Harvard kali, ya? makanya lama." ujar Tata lagi yang tak dibalas apapun oleh kedua temannya. "Ck. Lo berdua kenapa, sih? diem-dieman gitu. Lagi ngomong pake tekanan batin, ya?"

"Tekanan batin?" tanya Stella bingung.

"Ho'oh. Yang gak perlu bicara gitu."

"Ikatan batin. Namanya telepati, odol."

"Hah? telerpati?" tanya Tata.

"Saripati?" jawab Stella.

"Simpati?" tanya Tata lagi.

"Empati?" balas Stella lagi.

"Pati-pati."

Suara Coki akhirnya terdengar. Cowok itu kini berjalan masuk dengan wajah berseri lengkap dengan 2 kantong kresek ditangannya.

"Akhirnya Cok. Lo dateng. Gue udah hampir jadi busung lapar tadi." Tata segera merampas kantong kresek ditangan Coki. Mengeluarkan isi-isinya. Lalu menyantap apa yang bisa ia santap.

"Alay lo!" balas Coki sambil mengambil tempat.

"Jangan abisin sendiri, woy!" Stella menarik beberapa bungkus camilan yang berada didepan Tata. Berakhir mereka rebut-rebutan makanan.

Coki beralih ke arah Carmen yang menyandarkan kepalanya ke meja. Dahi cowok itu berkerut. Sejak kapan ratu rumah sakit jiwa bisa diam setenang itu?

Cowok itu menempelkan punggung tangannya ke leher Carmen.

"Panas." perkataannya sontak menarik atensi kedua temannya yang masih berebut makanan.

"Dia sakit?" tanya Tata yang dibalas anggukan Coki.

"Anter pulang, deh Cok! nanti demamnya makin parah." ucap Stella ikut menempelkan punggung tangannya ke leher Carmen juga.

"Iya, bentar. Izin ke BK dulu." Coki sudah akan berdiri sambil merogoh kunci motornya disaku, saat seorang siswa berdiri diambang pintu sambil berkata,

"Carmen dipanggil ke BK."

••••

Stella membopong Carmen masuk kedalam ruang BK, sedangkan Coki dan Tata menunggu didepan pintu sambil ngemil cireng.

"Stella, keluar!" perintah pak Setno dingin setelah Stella berhasil membantu Carmen duduk dihadapan guru BK tersebut.

Stella bergidik ngeri sambil meninggalkan Carmen yang kini terduduk lemas didepan pak Setno.

Cool Boy & Weird GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang