Chap ini panjang banget. Semoga kalian gak bosen bacanya :)
••••
Mungkin Hayden berbakat dalam banyak hal. Tapi sama seperti orang lain yang pasti memiliki kekurangan, begitu pula cowok itu.
"Lo ngapain?!" Pekik Davian gemas. Tak lupa dengan nada pelannya yang menyerupai pekikan tikus.
"Ssst!" Hayden menoleh sekilas pada Davian dibelakangnya lalu mengalihkan pandangannya kedepan.
Beberapa preman tampak mendekat dengan langkah tergesa. Hayden meneguk ludahnya. Kira-kira sepuluh bodyguard Viana bisa melawan puluhan preman? Apa ia dan Davian masih bisa melihat matahari besok?
Seakan bisa membaca pikiran Hayden, Davian menampar bahunya. "Jangan overthinking dulu!"
"Ssst!" Demi tuhan, Davian ini cerewet sekali. Mereka bisa tertangkap karena ocehannya.
"Lo dari tadi desis mulu. Siluman ular lo?"
Atau mungkin ini karena terlalu sering bergaul dengan si sinting Carmen? Seingatnya dulu Davian bukan sosok banyak omong seperti ini.
"Hei! Kalian siapa?!" Teriak salah satu preman dihadapan mereka.
Bunyi drum yang dijatuhka Hayden secara tak sengaja tadi mengundang perhatian para preman. Bahkan para preman yang tadinya bersama Viana pun kini ikut menyaksikan. Drum besi berisi minyak tanah kini memuntahkan isinya.
Hayden memejamkan. Berharap ada keajaiban agar mereka selamat dari sana.
Viana. Ya. Mana cewek itu?
Hayden melirik kesana kemari. Tak ada tanda-tanda Viana ataupun bodyguardnya disini.
"Mampus!" Davian mengepalkan tangannya. Mereka kalah jumlah. Bisa-bisa bukan Hayden yang menyelamatkannya, tapi Hayden juga ikut diculik bersamanya.
"Mau kabur?" Tanya sang bandar sambil terbahak. "Mau kabur atau ajak temen biar diculik bareng?"
Baik Davian maupun Hayden menutup mulut mereka dengan rapat. Tak lupa tatapan tajam mereka arahkan pada sang bandar.
"Kenapa gak sekalian ajak si Carmen?" Tanya preman yang lain disambut gelak tawa teman-temannya.
"Aduh!" Sang bandar berjalan maju dengan gelengan kepala sambil meredakan tawanya. "Kok ceroboh, sih? Ketahuan, kan, jadinya. Hahahaha....." ledeknya lagi.
Hayden mengeram lalu tanpa diduga tonjokan kuat terarah pada pipi sang bandar. Saking kuatnya Davian bersumpah baru saja melihat gigi vampir sang bandar itu terbang keluar dari mulutnya.
Untuk memastikan penglihatannya, Davian berjongkok kebawah untuk mengeceknya. Gerakannya tersebut membawa manfaat tersendiri pada Hayden secara tidak sadar. Cowok itu jadi lebih mudah untuk melayangkan pukulan berikutnya berupa sikutan maut pada leher sang bandar.
Hanya saja...
Kini hampir semua preman mulai maju menyerang mereka.
••••
Coki termangu menyaksikan karma menimpa Tata secara instan.
Kini bukan dirinya yang dijadikan tumbal untuk melawan Revan. Namun si pembuat rencana sendiri.
Dobrakan pintu Tata ternyata sangat keras. Terbukti bagaimana jidat Revan benjol hanya berselang beberapa detik saja. Sudah benjol, merah pula.
"Wah! menarik." Gumam Coki dari dalam mobil. Ia tertawa melihat wajah pucat Tata dari jauh. Belum lagi ia melihat Carmen yang kini mulutnya sudah ikut komat kamit seperti Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy & Weird Girl
HumorAnak nakal, tukang gosip, langganan bk, dan bermulut tanpa saringan. Paket lengkap dari Carmen Aninlyvia. •••• Hayden suka ketenangan dan tak suka perubahan. Tapi semenjak Carmen menerobos kedalam hidupnya, semuanya berbeda. Dan ia tak suka itu.