Drunk

44 4 0
                                    

Hayden mendudukkan Carmen pada jok samping pengemudi. Memasangkan sealbelt pada gadis itu dengan telaten lalu menatap wajah pulas gadis itu.

Tak terlihat menyebalkan seperti jika membuka mata. Bahkan terlihat cantik meskipun dadanannya sangat tipis.

Tanpa sadar Hayden tersenyum kecil saat gadis itu mengigau lagi,

"Jangan... gue gak mau jadi artis..., foto itu salah paham...."

Hayden menggelengkan kepala mendengarnya. Gadis itu bahkan dalam tidurnya pun masih tetap aneh. Ia segera menutup pintu mobil disamping Carmen dan berjalan menuju jok pengemudi.

Ia hanya berharap satu hal,

Semoga tuan Stafford tak marah karena ketidakberadaan Carmen di pestanya.

••••

Seperti malam-malam biasanya, traffic Jakarta selalu buruk. Membuat siapapun sering mengumpat dalam hati.

Salah satu pengemudi yang sedari tadi mengumpat, adalah Hayden.  Cowok itu mengumpati dan mengomeli pemikiran pendek para penduduk yang mengatakan bahwa, 'punya mobil berarti termasuk kaya' yang membuat pengguna kendaraan beroda empat itu semakin bertambah.

Hal kedua yang membuatnya mengumpat adalah karena Carmen! sedari tadi cowok tampan kelahiran 30 Desember 2002 tersebut, kehilangan fokus mengemudi karena wajah gadis disampingnya yang terlihat ingin muntah.

Memangnya siapa yang ingin mobilnya dikotori?

Hayden berdecak kesal saat Carmen mulai menggeliat tak nyaman. Ia mulai mencari minimarket terdekat untuk singgah sebentar.

Tepat saat matanya menemukan minimarket yang jaraknya 5 mobil dari mobilnya, Carmen juga memuntahkan seluruh isi perutnya.

Hayden melotot menatap pemandangan itu. Bukan rasa jijik yang dirasakannya, melainkan rasa panik.

Jaman sekarang harga mencuci mobil itu mahal. Nyusahin aja, pikirnya dengan tangan yang tak pernah berhenti mengklakson kendaraan didepannya.

Tak memperdulikan tatapan pengendara lain yang merasa terganggu akibat kebisingannya, Carmen yang menepuk-nepuk dashboard memintanya berhenti berisik, maupun pemikiran bahwa pengemudi-pengemudi didepannya akan turun dari mobil mereka dan mengeroyoknya.

"Berisik, Hay day!" omel Carmen dengan suara lemah. Gadis itu menunduk memandang dress mahalnya yang terkena muntahan.

"Ck, diem lo!" bentaknya lalu mulai menjalankan mobil dengan cepat begitu mobil didepannya juga mulai berjalan.

Hayden menghela nafas lega saat memarkirkan mobilnya di parkiran minimarket. Ia lalu melepas sealbeltnya dan menatap Carmen.

Gadis itu pingsan, lagi.

Hayden menghembuskan nafas kesal lalu keluar dari mobil. Membeli beberapa pack tisu basah dan air mineral dari minimarket tersebut lalu kembali kemobilnya.

Ia menghela nafas sambil membersihkan area mulut dan pakaian Carmen dengan telaten.

25 menit berlalu, Hayden akhirnya mengangguk-angguk puas. Walaupun pakaian gadis itu jadi terlihat basah, setidaknya tak ada muntahan yang tersisa. Bahkan dashboard mobilnya pun yang terkena sedikit tadi, telah bersih. Hanya bagian bawah saja yang masih kotor.

Setelah membuang sampah-sampahnya di tong sampah terdekat, Hayden kembali ke mobilnya dan mengemudikan mobilnya menuju rumah Tuan Stafford.

Yang sebenarnya Hayden tak terlalu tahu dimana lokasinya, karena sudah lama sejak terakhir kali ia kesana.

Cool Boy & Weird GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang