Unlucky

39 3 0
                                    

Bukan rahasia lagi bahwa, toilet sekolah adalah tempat terkotor, menjijikan, dan lain-lain yang ada didunia. Sekalipun cleaning service sekolah itu telah menumpahkan pembersih lantai sebotol penuh, toilet sekolah akan tetap berbau kandang kecoa.

Dan karena Coki serta kesialannya yang hakiki, Carmen harus mendekam dalam kamar mandi selama 4 jam pelajaran. Rasa mulas diperutnya akibat jus cabe tadi sukses membuatnya selalu rindu pada kloset kamar mandi.

"Gue sumpain lo, Cok. Jadi bongkahan kloset toilet SD." omelnya sambil berjalan kearah UKS.

Mendekam terlalu lama di toilet membuat Carmen semakin berantakan dari yang biasanya. Bibir pucat, jalan lemas, rambut dan bajunya basah-entah karena keringat atau air-.

Hal itu sukses membuat para siswa yang dilewatinya merasa heran, takut, kaget, dan segala tatapan lainnya yang Carmen tak peduli. Untuk apa memedulikan tanggapan orang lain? pikirnya.

Sesampainya di UKS, Carmen langsung merebahkan tubuhnya diatas salah satu kasur single dan berusaha tidur.

Persetan dengan rasa mulas yang kadang tiba-tiba menyerang ataupun tubuhnya yang lemas karena lambung menganggur. Ia butuh tidur. Hanya itu. Tidak lebih.

Semenit.

Dua menit.

Tiga menit.

Sepuluh menit.

"CARMEN PINGSAN!" teriakan nyaring itu benar-benar memenuhi gendang telinga Carmen.

"Car ... jangan mati dulu." guncangan kuat pada lengannya menambah kesialan Carmen.

"Ck ... berisik!" Carmen menepis kedua tangan oknum tak bertanggung jawab-pada proses terganggunya tidurnya- dari bahu dan lengannya.

"Lo masih idup?"

Jika membunuh itu tak membuat masuk penjara, mungkin nisan dengan nama Coki diatasnya sudah berdebu dikuburan.

"Apa...? lo gak liat gue lagi sakit? jangan ganggu dulu, bentaar ... aja," ucap Carmen parau.

Coki terdiam sebentar lalu mengangguk-angguk.

Namun tak lama kemudian...
















"Lo gak mati, kan?" tanya Coki pelan namun masih bisa membuat Carmen mendengarnya dengan baik karena suasana UKS yang hening.

Carmen menggeram sebentar lalu bangkit dan menabok kepala Coki.

"Setan lo!"

Lalu berjalan keluar sambil bersungut-sungut hingga menabrak Hayden dan buku-buku paket ditangannya dengan heboh.

Carmen mengusap dahinya sejenak, karena salah satu sudut buku tebal itu mengenainya, sedangkan Hayden langsung menghembuskan nafas kesal lalu mengumpulkan buku-buku paket yang berserakan itu.

Demi apa pun, ia malas jika harus berurusan dengan Carmen, lagi. Cukup semalam gadis itu muntah dimobilnya, setidaknya jangan biarkan gadis itu merusak mood baiknya.

Namun sayangnya harapan Hayden tak terkabul, tentu saja.

Karena kesialan Carmen malah ikut menimpa Hayden,

Salah satu buku paketnya hilang.

Dari 7 buku paket yang tebal itu, hanya 6 yang berhasil ia pungut. Entah kemana yang satunya pergi.

Melihat Hayden celingak celinguk kearah lantai, Carmen pun ikut-ikutan.

Cukup lama mereka seperti itu, hingga akhirnya Carmen bersuara,

Cool Boy & Weird GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang