Berbagai hantaman Hayden lakukan. Sembari berdoa semoga Carmen berhasil mendapatkan bantuan, cowok itu cosplay sementara menjadi hulk. Karakter favoritnya sejak kecil.
"Bangun Sam! Tolongin gue!" Teriak salah satu preman yang lehernya kena headlock Hayden.
Temannya yang bernama Sam hanya meringis kesakitan dilantai setelah mendapat sikutan maut Hayden di perutnya. Sedangkan beberapa kawannya yang lain juga turut terkapar dilantai. Hayden benar-benar brutal menghadapi mereka.
"Berapa jumlah kalian semua?" Hayden mencoba memikirkan siasat perangnya dengan mengetahui jumlah musuh.
"Gak bakal gua jawab."
Hayden semakin mengeratkan headlocknya membuat preman itu kehabisan nafas. "Jawab!" Bentaknya. Kesabaran Hayden menipis sejak berpisah dengan Carmen tadi. Begitu tahu posisi mereka tidak menguntungkan, Hayden seperti kesetanan karena panik.
"Duah...pul..uhh..satuhh."
Hayden mengerutkan keningnya. Sejak tadi ia merasa preman ini jumlahnya lebih banyak. "Bohong!"
"Engaakk!" Preman itu mencubit kecil lengan Hayden agar headlocknya mengendur. Dia butuh nafas untuk bicara. "Huh... kita emang cuma dua satu."
Hayden menggeleng. "Sejak tadi kalian banyak yang udah gue tumbangin. Tetap gak abis-abis."
"Aduhh.. dek! Kita ini udah tumbang semua." Preman itu menggeleng lemah. "3 dibawah...2 dilu..ar. Selebihnya, udah gak sanggup bangkit."
Hayden tak ingin percaya itu. Tapi tetap saja, ia merasakan semangat baru. Jumlah mereka tinggal sedikit. Masih ada kemungkinan dia bisa membawa teman-temannya keluar dari sini hidup-hidup.
Dengan satu kali hantaman dibelakang kepala, preman dilengannya pingsan.
Hayden menatap sekeliling. Lantai 2 ini tampak sepi sekarang. Meskipun ada 6 orang yang tergeletak dilantai.
Nah! Sekarang bagaimana rencananya untuk aksi di lantai satu?
••••
Carmen menghela nafas gusar. Mobil Hayden ini kelewat bagus sampai Carmen agak bingung mengendarainya.
Ia takut kena pasal berlapis, setelah dituduh narkoba, menambah masalah dengan menabrak di jalan raya.
"Gue kemana ini?" Gumamnya panik.
Memanggil polisi bisa menjadi opsi pertama. Tapi Carmen ragu, bagaimana kalau nyawa teman-temannya terancam? Seperti di film-film misalnya, para penjahat menodongkan pisau atau pistol pada korbannya agar polisi tidak mendekat, justru polisi meletakkan senjatanya agar si korban tetap dibiarkan hidup.
Ya kan, sia-sia juga.
Opsi lain, dia minta bantuan pada orang tuanya dan orang tua Hayden. Tapi sesegera mungkin Carmen menggeleng, menghilangkan opsi itu. Ia tak ingin masalah ini semakin rumit. Ditambah lagi, dia tidak mau memperburuk citranya dimata calon mertua.
Mana mungkin dia mau mengaku, anak mereka sekarang berada dalam bahaya karena dirinya. Well, meskipun secara teknis Hayden ada disana untuk Davian. Tetap saja akar permasalahan ini ada pada Carmen.
Sekilas ia mengingat saat semuanya masih baik-baik saja. Ia dan Davian sempat berencana untuk ikut casting sebuah film action. Beradu acting dengan badut di film terrifier. Memenangkan piala oscar lalu menggelar syukuran di apartemen mereka.
Saat itu Davian ingin berperan sebagai polisi dan ia menyarankan Carmen sebagai pemadam kebakaran. Karena Carmen mengaku suka mendengar bunyi ribut sirine saat menonton film. Rasanya semakin menegangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy & Weird Girl
HumorAnak nakal, tukang gosip, langganan bk, dan bermulut tanpa saringan. Paket lengkap dari Carmen Aninlyvia. •••• Hayden suka ketenangan dan tak suka perubahan. Tapi semenjak Carmen menerobos kedalam hidupnya, semuanya berbeda. Dan ia tak suka itu.