Lisa POV
"100 hari jadian."
"Sinting," ujar Jenny.
Iren tertawa malu sembari bergelayut di lengan pacarnya yang non-selebriti.
"Kau mengudang kami untuk pamer saja," lanjut Jenny.
"Yang mau pamer tuh mereka. Tuh, lihat penampilan mereka," Irene menunjukku dan Rose yang menyempatkan datang.
Aku hanya tersenyum.
"Bukannya kalian berdua ada undangan premier film, ya" Jenny mengingatkan kami berdua. Aku dan Rose yang hanya mampir sebentar langsung pamit.
Aku melambai pada semuanya lalu bergegas mengikuti manajerku, sedangkan Rose yang lebih dekat dengan Irene memeluk gadis itu lalu menyusul ke dalam mobil.
Sesampai di lokasi, kami berfoto sebentar lalu masuk ke dalam ruang movie. Aku baru akan duduk, Rose sudah menyikutku.
"Hei, bukannya kamu sama Jimin sudah putus ya?" bisiknya.
Itulah versi cerita yang kusampaikan pada Rose setelah sebulan syuting Love Virtual selesai.
Aku memiringkan wajah. Maksudnya? Kemudian, cepat-depat menoleh ke kiri dan kanan. Orang yang baru saja disinggung oleh Rose sedang menoleh padaku juga. Postur tubuhnya yang tegap berdiri di sana.
Jika bertemu lagi, tersenyumlah padaku.
Memori lama itu terbit kembali.
Sebelum aku menyunggingkan senyuman. Jimin sudah tersenyum tipis duluan.
Jimin POV
Dia di sini!
Aku menunggu sampai ia menoleh.
Seperti janjinya, Lisa tersenyum padaku.
Aku duduk dengan santai tanpa membuat kehebohan karena banyak kamera.
Lisa Part
"Tadi saat kau masih belum sadar, daritadi ia melihatmu. Bahkan senyum sendiri," lirih Rose. "Aku yakin, dia pasti belum bisa move on," lanjut Rose dengan nada gibah super heboh.
Aku menghela. Padahal tidak seperti itu. Aku dan Jimin memang tidak pernah berkencan di dunia nyata.
"Siapa dia?"
Lisa mengikuti arah mata Rose. Artis baru yang juga berperan dalam film ini duduk di bangku paling depan. Ia menoleh ke deretan kedua, lalu berbicang dengan Jimin.
Baru lagi? Tanyaku dalam hati.
"Mata cewek itu.. Ehm, suka kali ya?"
Aku menyikut lengan Rose. "Please, kita lagi di tempat yang banyak kamera."
"Hahaha. Lupa. Maaf."
Jimin Part
"Nanti ada dinner. Cuma tamu VIP yang diundang. Ikut kan?"
Aku menggelengkan kepala.
"Hem, kenapa?" Lunita memasang wajah kecewa.
Aku menengok pada barisan sebelah yang tapak keluar setelah lampu ruangan kembali dinyalakan. Rose tampak berbicara dengan sutradara film dan keluar lewat pintu sebelah kanan.
"Aku akan ikut," aku mengubah jawabanku.
Tebakanku benar, dimana ada Rose, pasti ada, Lisa.
Lisa sedang menyantap makannya. Ia memiringkan wajah, mendengar lawan bicaranya. Sesekali mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE VIRTUAL
FanfictionJimin, lelaki playboy dari boygroup terkenal. Ia bukanlah tipe orang yang takut pada apa pun. Kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah ekspresi isi hatinya. Ia ingin menjadi orang seperti itu dalam kehidupan sehari-harinya. Hanya sayang, pekerjann...