Lisa POV
Maukah kau mengajariku? Aku akan mendengarkanmu.
"Kalau ada yang mengatakan seperti itu, apa maksudnya?" Aku membuka bungkus es krim dan menyodorkan pada Rose. Ia terlihat sumringah sekali disogok dengan makanan.
"Aku menyukaimu, sabar ya di sampingku. Aku akan selalu menomorsatukan kamu," kata Rose santai.
Aku mengambil bantal dan menjerit tertahan. Aku mengintip di balik bantal. "Kau yakin?"
Rose mengangguk. "Pesanananku?"
Aku menunjuk cemilan yang ada di tempat tidurku.
"Kau memang berbakat Rosie."
"Kau nonton dialog itu dari drama apa?" tanyanya polos.
Aku tertegun, "ehm, ...." mendekatkan wajah sembari berbisik, "Jimin."
Rose memekik. Ia melompat di atas kasurku lalu duduk di depanku menyilangkan kedua tangan di dadanya, dramatis seperti normalnya Rose. "Kalian sudah balikan?"
Aku tersipu, "dia tidak pernah mengatakan suka padaku... tapi kenapa aku malu-maluin ya?"
"Arghhhh....!"
"Suts, pelankan suaramu. Jangan sampai Jenny dan Jisoo Unni tau. Mereka tidak suka aku dekat dengan Jimin."
Rose mengangguk patuh.
Aku menunjukan fotoku dengan Jimin. Aku bersandar di dadanya menghadap kamera. Ia memelukku dari belakang.
"Bukannya Jimin tak suka foto dengan wanita yang dekat dengannya ya? Jungkook pernah cerita padaku kalau manajer Jimin pernah meminta teman wanitanya menghapus foto yang diambil diam-diam. Katanya Jimin yang minta secara langsung pada manajernya. Setelah itu, teman wanitanya menangis karena Jimin tidak menggubrisnya lagi. Kata Jungkook, itu aturan keras dari Jimin untuk wanita yang dekat dengannya."
"Teman wanita. Dia memang punya banyak..." Aku diam lalu berguling di tempat tidur.
Ah, Jimin kenapa kau membuatku berpikir yang tidak-tidak? Kenapa aku merasa bahagia?
"Ada lagi yang ia katakan padamu?"
Aku menutup wajahku dengan selimut. "Dia tanya padaku, kau tau kan mengapa aku memeluk dan menggengam tanganmu? Aku tidak mengerti, aku anggukan saja."
"Kalian berpegangan tangan?!" Rose mengguncang badanku, "apa lagi?"
Aku menolak memberitahunya.
"Harusnya dia to the point saja. Kenapa beri kode-kode begitu sih? Bikin stres."
"Kode apa?"
"Dia sedang memastikan kalau kau tau dia menyukaimu."
Benarkah? Aku merasa senang. Namun, pikiranku kembali teringat ekspresinya yang sendu. Ia pasti sedang punya masalah. Hanya...hanya aku tidak bisa memaksanya untuk cerita.
Jimin POV
"Sudah makan?" aku menelepon Lisa.
"Kenapa kau selalu menanyakan hal yang sama?"
Aku menatap lurus layar HP.
"Itu kata lain dari aku merindukanmu. Jangan sakit, aku kuatir loh kalau kamu kenapa-kenapa."
Lisa menghilang dari depan kamera.
"Lili," panggilku, gemas sendiri melihat tingkahnya.
"Kau sudah makan?" ia kembali sambil tersipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE VIRTUAL
FanfictionJimin, lelaki playboy dari boygroup terkenal. Ia bukanlah tipe orang yang takut pada apa pun. Kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah ekspresi isi hatinya. Ia ingin menjadi orang seperti itu dalam kehidupan sehari-harinya. Hanya sayang, pekerjann...