Lisa POV
"Apa ini?" tanya Jenny.
Aku menggelengkan kepala. Tidak paham dengan alur perkataan Jenny. Ia menggigit kuku jarinya. Ada foto dirinya dari belakang yang diambil secara diam-diam. "Masalahnya, aku bingung harus panik atau ketawa..."
"Like what?" aku panik melihat ekspresi ambigu Jenny.
Ia membagikan fotonya di grup chat. Manajer kami langsung menanggapi, "bukankah ini kau?" ketiknya.
Yess. Benar.
"Bersama seorang laki-laki?" ketik Jisoo.
Aku langsung gugup. Jisoo Unni melirik padaku padahal dia sedang berbaring di sofanya. Apa hubungannya denganku?
Pramugari menawarkan minuman, tentu saja langsung kuiyakan.
"Kau pasti kenal dari punggungnya," kata Jenny padaku.
Aku mengamati HP yang dipegang Jenny sembari berdiri menghadapku.
Aku tersedak. "Unni,..." Ini jelas foto Jimin.
Jisoo yang tadinya memeramkan mata, menoleh padaku. Jenny berpaling pada Jisoo. "Kau merasa ini juga lucu, kan?"
Aku terjepit.
Jenny menghampiri manajer dan staf yang sedang bersantai. "Boleh aku tanggapi di IG-ku?"
Manajerku mengangguk santai.
Jenny membuat video story di IG-nya.
"Hai..hai..." ia melambai di depan kamera. Kamera depannya menyorot kami secara bergantian. Aku, Jisoo Unni, dan Rose langsung tersenyum secara serempak lalu menyapa."Aku juga mau say hai pada sepupuku. Oppa, kau lihat, kan?" kata Jenny tak terduga. Ia juga mentag IG Jimin.
Jenny memeriksa storynya lalu melambai padaku. Aku pun mendekatinya. Rupanya Jimin juga menonton sapaan itu. Ia langsung merespon story Jenny.
"Bawel. Kembalikan komik yang kau pinjam."
Aku menahan tawa, begitu juga Rose.
"Ah, brengsek!" umpat Jenny. "Tidak bisakah dia berakting manis begitu."
Namun, balasan dari Jimin memberikan impact yang begitu luar biasa. Mereka berdua langsung jadi tranding dalam sekejap. Para viewers merasa interaksi keduanya lucu dan natural, kecuali gadis yang sedang cemberut di seberang sofaku.
"Katakan padanya, aku tidak merestui hubungan kalian," kata Jenny.
Aku tertawa. Namun, Jisoo langsung menatapku tajam, ia tidak menganggap candaan Jenny itu celetukan biasa.
"Kau apa?"
Aku gugup. "Dia hanya bercanda Unni," sangkalku.
"Sudah kuperingati, hati-hati," tegas Jisoo.
Aku mengangguk sembari menekan tangan Rose yang telah menunjukan tanda-tanda akan bocor. Gadis ini, si Rose paling los kalau dalam ucapan.
"Bukannya kalian sudah putus, ya?" bisiknya.
Jenny kebetulan ikut mendongkakan kepala di antara kami berdua. Ia melotot. Aku dan Rose langung menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Tenang... tenang... Namaste," kataku seraya mendorongnya pelan kembali duduk di sofanya.
Ia mendelik padaku meminta penjelasan. Ya, ampun Rose, kau sudah membuatku dalam masalah baru.
"Maksudku putus menjadi pasangan di variety show..." ralat Rose setelah aku menginjak kakinya pelan. Jisoo yang melihat ke arahku hanya menggeleng-gelengkan kepala lalu berpindah ke bad yang tersedia dalam pesawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE VIRTUAL
FanfictionJimin, lelaki playboy dari boygroup terkenal. Ia bukanlah tipe orang yang takut pada apa pun. Kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah ekspresi isi hatinya. Ia ingin menjadi orang seperti itu dalam kehidupan sehari-harinya. Hanya sayang, pekerjann...